25.🌀🌀

532 61 15
                                    

Selamat membaca^^















.
.
.



.
.
.

















Chanyeol menoleh ketika tangan lembut menggenggam tangannya dengan erat, Sehun tengah menggenggam tangannya dengan sangat erat menandakan bahwa istrinya itu tengah mengontrol diri supaya tidak merasa cemas dan ketakutan.

Chanyeol menghela nafas pelan sebelum memandang ke depan dimana yang awalnya berdiri sebuah istana megah kini tengah kosong seperti tidak pernah ada apapun di sana. Langit yang awalnya cerah berubah menjadi mendung, angin tidak bertiup sama sekali, bau peperangan sudah masuk sampai di hidung. Ribuan monster menjadi prajurit dari lawan, tentu saja klan demon akan membangkitkan para monster untuk menjadi pendukung mereka. Walaupun Chanyeol adalah penguasa dunia abadi, tapi tidak ada yang akan mendengarkannya jika klan mereka sudah membelot. Kaum abadi adalah kaum yang paling setia pada pimpinan, jika ada yang membelot hanyalah satu atau dua orang saja. Kaum abadi berpegang teguh pada sumpah mereka terhadap klan, dan bukan kaum yang suka menjilat seperti manusia. Itu sebabnya Chanyeol sudah mempersiapkan segalanya, semuanya yang bisa dia lakukan maka akan dia lakukan.

Mingyu yang berada di samping Yifan melingkarkan salah satu lengannya pada pinggang Wonwoo dan tersenyum pada namja manis itu.

Yifan menatap kearah Chanyeol yang kini tengah memandang lurus kedepan sana. Adiknya itu pasti sudah merasakan sesuatu hingga menyiapkan segalanya dengan begitu matang. Bahkan Yifan tidak menjumpai Chanlie sejak pagi buta karena biasanya anak itu akan berlarian di lorong istana sambil memanggil Mingyu sebelum matahari terbit, tapi sekarang tidak ada.

Suho yang berdiri di samping Yifan tengah menggigit bibir bawahnya, dia bukannya takut dengan peperangan karena Suho pernah merasakannya. Tapi ada sesuatu yang di sembunyikan Suho dari yang lainnya; bahkan dari suaminya sendiri, kecuali Minghao yang memang Suho suruh untuk bungkam tentang hal ini.

"Aku tau yang mulia membawa Chanlie pergi, terima kasih karena sudah melakukan apa yang tidak bisa seorang ibu ini lakukan"

Chanyeol memandang Sehun, di kecupnya bibir pria yang menjadi istrinya selama ratusan tahun itu. "Aku ayahnya.. Kegagalan ku melindungi Shixun tidak boleh terulang pada Chanlie, atau Shixun akan kembali dari surga dan memenggal kepala ku"

Sehun tersenyum lalu memeluk pinggang Chanyeol. Kehidupan mereka tidak bisa dikatakan baik-baik saja, Sehun sudah menunggu ratusan tahun untuk membawa suaminya kembali, tapi semua keindahan itu tidak berlangsung lama ketika terompet peperangan sudah berbunyi.

Chanyeol mengecup dahi Sehun. Menyalurkan perasaan hangat pada tubuh Sehun yang membeku karena ketegangan perang. Sehun tidak takut dengan kematian ataupun darah, tapi Sehun takut kehilangan orang yang dia cintai untuk yang kesekian kalinya.

"Kemana yang mulia membawa Chanlie?" Sehun penasaran karena Chanyeol tidak membicarakan apapun padanya, tentang Chanlie dan tentang menenggelamkan istana. Semua rencana Chanyeol, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Chanyeol sendiri. Sudah di pastikan bahwa pemimpin kaum abadi ini memikirkan semuanya jauh sebelum peperangan terjadi.

"Ke tempat dimana tidak ada yang bisa menemukannya"





























Dua orang namja dewasa tengah melakukan perjalanan dengan tenang di sebuah jalan sepi dengan hutan di samping kanan dan kirinya, yang satunya menggendong anak kecil dan satunya lagi membawa kehidupan dalam perutnya. Jaehyun dan Taeyong, adalah orang yang tengah berjalan dengan santai itu. Baru beberapa jam yang lalu mereka makan di kedai pada pasar yang mereka lewati tadi dengan uang yang mereka bawa.

UNSTERBLICH [CHANHUN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang