"Kau pasti bisa nonnie~"
Seungcheol melihat Seungkwan yang berusaha mengajari Vernon untuk mengendalikan emosinya. Dia jadi teringat saat Jeonghan dulu juga melakukan hal yang sama padanya. Seungcheol adalah orang kedua setelah Jeonghan dan Minghao yang bergabung dengan istana. Dan saat itu juga Seungcheol sangat sulit mengendalikan emosinya. Beruntung ada Jeonghan yang datang dan mengajarinya. Saat itulah saat dimana Seungcheol merasakan takdirnya di tetapkan, saat di mana hatinya harus berhenti. Di hati namja cantik bernama Yoon Jeonghan.
Seungcheol duduk di atas pohon tinggi di depan istana. Pohon itu tingginya bisa mencapai sampai tinggi menara jadi Seungcheol bisa melihat keseluruhan Unsterblich. Mata dengan bulu mata panjang itu terus mengawasi sekitar supaya tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Saat pandangannya jatuh pada seorang namja yang tengah berada jauh dari pelindung Unsterblich, Seungcheol mengeluarkan sayapnya dan terbang kesana tapi tidak sampai keluar dari pelindung.
"Apa yang kau lakukan?"
Seungcheol memperhatikan namja yang kesakitan di depannya tapi ia tidak peduli. Bukannya Seungcheol tidak mau menolong namja ini, tapi Seungcheol tidak bisa keluar dari pelindung Unsterblich sembarangan. Bagaimana kalau namja di depannya ini adalah sebuah jebakan dari musuh.
"Ternyata kau cukup pandai untuk tidak masuk dalam jebakanku.. Choi Seungcheol"
Seungcheol menatap datar pada namja yang berubah menjadi abu dan tergantikan dengan namja yang berdiri di depannya. Seungcheol tidak bodoh untuk mengenali jubah dan lambang itu. Jubah hitam dengan lambang ular nerah itu hanya di miliki oleh klan yang sudah memisahkan diri dengan Unsterblich dan membangun kerajaannya sendiri.
"Baiklah.. Bagaimana kalau kita bersenang-senang?"
"Kau dan aku tidak sedekat itu untuk bersenang-senang, Hong Jisoo"
Namja yang di panggil Hong Jisoo itu terkekeh dengan apa yang di katakan Seungcheol padanya.
"Kau tak ingat.. Kita dekat, bahkan sangat dekat Choi Seungcheol"
Seungcheol memandang Jisoo dengan pandangan datar, dia tidak peduli dengan namja ini sekarang. Seungcheol hanya diam memperhatikan namja di depannya.
"Lalu kau mau apa?"
"Bersenang-senang"
"Tidak"
Jisoo memasang wajah pura-pura sedih tapi setelahnya ia tersenyum sangat manis pada Seungcheol.
"Baiklah.. Aku akan pergi, sampai bertemu kembali Cheol-ah"
Seungcheol masih menatap datar sosok jisoo yang sudah menghilang dan berbalik dengan pandangan yang sulit di artikan.
'kita sudah tidak dekat lagi soo-ya'
Seungcheol kembali ke tempat semula ia memandangi Unsterblich sambil terus memikirkan namja yang baru saja di temuinya. Tidak mungkin jika namja itu kemari hanya untuk mengatakan hal itu. Pasti ada hal lain yang ia rencanakan, Seungcheol harus mencari tau.
"Ada apa?"
Seungcheol melirik sekilas Wonwoo yang datang dan duduk di sampingnya. Seungcheol hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Wonwoo. Ia akan cerita pada Jeonghan saat namja cantik itu pulang nanti. Wonwoo tidak ingin bertanya lebih jauh karena mungkin ia tidak berhak tau.
"Hyung!!"
Seungcheol dan Wonwoo melihat Seungkwan yang melambaikan tangan, langsung turun dari atas pohon tinggi itu.
"Ada apa?"
"Vernonnie pingsan"
Seungcheol dan Wonwoo saling pandang lalu berjalan ke arah di mana Vernon jatuh pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTERBLICH [CHANHUN]
Fantastik"Keindahan dan cahaya selalu berdampingan dengan kerusakan dan kegelapan" AU! BXB