Pepaya bangkok muda 🙄👆🏽 pantesan aja bikin mata seorg yg lempeng suka gagal fokus 😆😂
Ryo POV
Rasanya aku salah waktu untuk mengembalikan flash disk milik mbak Niken yang berisikan 2 desain handuk yang sudah aku kerjakan.
Jasmine melewatiku dengan wajah keruh dan keadaan di ruangan marketing menjadi hening setelah perkataan Nita menggema.
Mbak Niken menoleh ke arahku, menyadari kedatanganku, kulihat kedua telinganya mengenakan earphones.
Aku yang tidak mengetahui apa yang terjadi di ruangan ini melanjutkan langkahku menghampiri meja mbak Niken. Walaupun sangat jelas terdengar Nita menyebutkan namaku ketika melihatku muncul.
Mas Yudi berjalan melangkah ke arah kubikelnya setelah melotot ke arah Nita yang terlihat bengong.
Tangan mbak Niken lalu melepaskan kedua earphones dari telinganya dan tersenyum lebar ke arahku.
"Desainnya udah saya bikin mbak" Kataku sambil meletakkan flash disknya di atas meja, sengaja tidak meletakkannya di atas telapak tangannya yang mengulur ke arahku.
Mbak Niken itu termasuk perempuan yang agresif, aku sengaja tidak mau mempertemukan telapak tanganku dengan telapak tangan miliknya, karena sudah bisa di pastikan akan berujung usapan menggoda di punggung tanganku.
"Makasih ya Ryo, um... Ine, tolong... eh Ine kemana ya?"
Benar saja, sepertinya mbak Niken tidak menyadari sesuatu yang telah terjadi di ruangannya sendiri.
"Jasmine barusan keluar ruangan mbak, hindarin Ryo" Terdengar jawaban Nita.
Mataku melebar mendengar perkataannya. Memangnya ini ada sangkut pautnya denganku? Aku memang mendengar namaku dan nama mbak Niken di sebut-sebut, tetapi tidak mengetahui keseluruhan kejadiannya.
Kulihat kening mbak Niken mengernyit ke arah kubikel Nita.
"Nit, mulut lu bisa di kondisikan gak sih? Makin runyam tau gak tiap kali lu buka mulut"
Kernyitan di kening mbak Niken semakin dalam setelah mendengar perkataan mas Yudi.
"Manusia PHP!" Nita mencebik ke arah mas Yudi.
"Ini ada apa ya?" Tanya mbak Niken bingung.
"Saya balik ke ruangan ya mbak, kalo desainnya gak sesuai sama permintaan hotelnya bisa telepon ke saya di ruangan" Aku memutar tubuhku dan melangkah lebar meninggalkan ruangan marketing.
Tidak ingin melibatkan diri lebih jauh, apakah ini masih kasus yang sama setelah Nita membuat heboh karena kesimpulan nyelenehnya soal perkataan Jasmine meminta pertanggungjawabanku atas komputernya yang ngehang dan di salah artikan oleh Nita sebagai pertanggungjawaban yang lain? atau ada masalah baru lagi?
Ya ampun, drama sekali.
Langkahku terhenti di depan pintu pantry yang terbuka, melihat Jasmine sedang menangkup sebuah mug dengan kepulan asap mengebul di atasnya. Tatapan matanya terlihat kosong.
Seharusnya aku bisa mengontrol langkah kakiku untuk tidak memasuki pantry, dan seharusnya aku pun bisa mengontrol tanganku untuk tidak menutup pintu di belakangku. Tapi nyatanya kaki dan tanganku bertindak sendiri, tanpa bisa ku kontrol.
Jasmine menoleh ke arahku, helaan nafas kasar keluar dari mulut di iringi tubuhnya berdiri menginjak lantai dengan wajah malas lalu membuang semua isi dari mugnya ke wastafel.
Aku melangkah menghampirinya.
"Jangan berkata apa-apa" Katanya setelah memutar tubuhnya menghadap ke arahku, kepalanya sedikit mendongak menatapku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Love
HumorBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/18 - 20/2/19