Ini pose ngintip apa krn udah kepusingan Ryo? 😆😅
Jasmine POV
"Kamu gak harus pulang kantor ke tempat saya terus Jasmine"
Suara Ryo yang terdengar lemah menghentikan aktifitasku yang sedang menuangkan bubur ke dalam mangkok di pantry mini apartemennya.
Memang, sejak dirinya pingsan tumbang dengan kondisi yang sialnya, errr...
Wajahku memerah lagi apabila mengingat kejadian yang menurutku memalukan itu walaupun tidak ada unsur kesengajaan.
Benar kan? Orang yang jatuh tak sadarkan diri alias pingsan tidak mungkin bisa memilih tempat di mana mereka akan tumbang.
Tapi apa yang kemarin terjadi itu, awalnya ku pikir Ryo sudah kerasukan setan apa karena tanpa ba bi bu satu tangannya menangkup satu payudaraku dan sesudah itu wajahnya menubruk pas di tengah-tengah belahan payudaraku.
Kalau saja bukan karena dia benar-benar pingsan aku rasa tubuh kerempengnya sudah babak belur aku tendang.
Jadi sejak dia pingsan 2 hari lalu, aku selalu mampir ke apartemennya untuk membawakan makanan dan buah-buahan yang bisa di makan untuknya di malam hari.
Ketika pagi aku mampir ke sini membawa bubur, ketika makan siang aku memesan bubur secara online.
"Jasmine, kamu dengar omongan saya?"
Suaranya terdengar lagi dan menyeretku kembali ke alam nyata.
"Gue ke sini karena sakitnya elu ada kaitannya sama gue" Jawabku setelah berbalik sambil membawa mangkuk bubur dan melangkah menghampirinya yang sedang berbaring di sofa.
"Sakitnya saya ini gak ada hubungannya sama kamu" Sahutnya dengan suara lemah. Ryo bergerak duduk ketika aku meletakkan mangkuk di atas meja dan mengambil duduk di dekatnya.
Aku sengaja membiarkan buburnya terkena angin agar tidak terlalu panas untuk di komsumsi olehnya, yeah 2 hari ini aku telaten menyuapinya.
Kalian bisa menganggap aku terlalu totalitas menjadi pacar pura-pura Ryo, ya tidak tega juga melihat dia tinggal sendiri di apartemen ini dan tidak ada yang mengurusinya ketika sakit.
Setega-teganya aku kepada Nita, aku paling tidak tega melihat orang sakit tidak ada yang mengurusi.
Kalau Ryo sampai mati bukan karena penyakitnya tapi karena kelaparan, siapa yang akan merasa bersalah, kan aku.
"Elu pingsan di depan mata gue, sakit tifus elu itu pasti karena stress mikirin masalah yang berkaitan sama urusan kita" Aku sengaja mengganti kata yang seharusnya 'pingsan di atas belahan dada gue' menjadi 'di depan mata gue', kurasakan wajahku ini kembali memanas mengingatnya lagi.
Dengan cepat aku menunduk, jangan sampai wajahku ini terlihat seperti kepiting rebus di depannya.
"Bukan, saya bukan mikirin itu, saya stress karena kerjaan lagi banyak, jadi gak ada kaitannya sama kamu"
"Saya gak mau ngerepotin kamu sampe nyuapin saya maka..."
"Oh, jadi elu mau mbak Niken yang kemari dan nyuapin elu? Dari kemarin dia nanyain keadaan elu terus ke Nita, elu tau sendiri kan Nita itu kaya gimana hebohnya, Nita bilang ke orang-orang kalo elu pingsan karena lumpuh layu makanya mbak Niken pengen ngejenguk elu" Kataku memotong perkataannya dan menepuk keningku teringat kehebohan Nita setelah mendengar suara teriakan panikku di parkiran basement dan melihat Ryo tidak bergerak dengan mata terpejam di pelukanku tempo hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Love
HumorBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/18 - 20/2/19