4. mood ku

23.2K 2.5K 288
                                    

Tante tuh paling sukak liat lakik make kemeja biru, bikin tante sukak lupa diri 😍
Nb: tante gak peduli kamu punya jakun dua Ryooo 😆😂 mungkin aja kamu duplikatin biar kliatan tambah seksehhh

Khusus buat yg besok ultah (gak mau tante mention namanya, ntar terkenal bahayaaa 😆😆😂)

Happy milad ya nengg, semoga apa yg diinginkan tercapai, aamiin 🤲🏼

Jasmine POV

Wajahku menekuk menatap layar komputerku yang hitam.

"Sialan!" Runtukanku membuat Nita melongok ke balik kubikelku.

"Gabut lu? Dah jam berapa nih, komputer belum di nyalain" Katanya sambil menggeser kursinya mendekat ke arahku.

Aku merengut ke arahnya.

"Gue mau minta pertanggungjawaban Ryo" Kedua tanganku melipat di depan dada.

Mata Nita melebar mendengar perkataanku.

"U... u... u..."

"Apaan sih u, u, u?" Potongku mendengar suaranya yang tergagap.

"Udah telat berapa minggu? Kapan kalian begituannya? Kalian kan baru kenalan kemarin"

"Hastutiiii, pantesan aja kemarin elu pengen banget makan rujak pedes, elu ngidam Min... Ngi.... humphhttt"

Aku membekap mulut Nita sebelum dia mengeluarkan kata-kata lagi dan mengedarkan pandanganku ke arah kubikel yang lain, bagus di ruangan pagi ini baru ada kami berdua, kalau mbak Niken dan mas Yudi ada, bisa repot urusannya mendengar omongan ngawur si Nita oon.

Mataku melotot dengan tangan masih membekap mulutnya. Nita berusaha melepaskan tanganku.

"Gak bisa nafas gue Min" Katanya setelah tanganku mengendur.

"Otak lu kecil!" Semburku kesal.

"Gak apa-apa yang penting masih bisa di pake buat mikir, ehh cerita-cerita ke gue, kapan kalian begituaa...."

"Nita ihhhh" Aku kembali membekap mulutnya kesal.

"Apaan sih Min?" Nita kembali melepas bekapan tanganku.

"Mulut lu tuh!" Semburku.

"Kenapa sih? Tadi otak gue, sekarang mulut gue"

Aku tidak membalas perkataannya tetapi melirik pergelangan tanganku lalu berdiri. Melihat jam, mengira-ngira apakah Ryo sudah berada di tempatnya atau belum. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke ruangannya.

"Min, mau kemana?" Tanya Nita bingung.

"Mual ya? Mau muntah?" Lanjutnya lagi dengan wajah panik.

Aku menghembuskan nafas panjang lewat mulut lalu keluar ruangan dengan langkah lebar. Meladeni Nita sama aja kaya meladeni nenek-nenek pikun, gak ada ujungnya. Yang ada musti punya extra kesabaran lebih, dan aku bukan orang yang mempunyai stok kelebihan sabar.

Mataku langsung bersitatap dengan pemilik wajah lempeng yang arah pandangannya lalu kembali menatap layar komputernya tanpa terlihat terganggu dengan kedatanganku.

Seakan aku ini hanya laler kecil yang numpang lewat, bukan laler ijo. Kalau laler ijo, sudah pasti aku kena di tepoknya.

"Pagi Jasmineee" Sapa Carlo sambil tersenyum ke arahku.

Nahh, kalau pria ini menganggap aku kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong, Carlo selalu menatapku dengan tatapan memuja.

Aku membalas senyumannya dan membuat Carlo semakin sumringah.

Guilty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang