Wkwkwwkw amit2 mesemnya yg abisan kesosor trs di tembak ma mimin 😆😂😂
Jasmine POV
"Gue pulang dulu ya" Kataku setelah menghabiskan beberapa menit dalam diam di apartemen Ryo, kami baru menyelesaikan makan malam yang kami pesan untuk di bawa pulang.
Pacaran dengan orang pendiam rasanya amat sangat canggung. Di tambah lagi karena kejadian di tangga kantor kami, efek dari kenekatan aku itu masih terasa sampai sekarang.
Syukurlah Ryo tidak mempermasalahkan keagresifanku, padahal sedikit ketar-ketir juga kalau dia tidak mengiyakan perkataanku untuk berpacaran dengannya. Dan entahlah apa yang di pikirkannya, sebenarnya aku ingin sekali berbicara banyak dengan dia, tetapi sejak kami memutuskan untuk makan malam di apartemennya sampai saat ini, Ryo tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun.
Coba saja sekarang lihat apa yang dilakukannya, bukannya menanggapi perkataanku, Ryo bergeming di posisi duduknya. Pria yang sekarang bersandang pacar beneran aku ini hanya diam menatapku yang sudah berdiri dari sofa.
Tangannya lalu perlahan mengulur ke arahku. Alisku bertaut bingung melihat uluran tangannya.
"Ngomongnya bisa mulai dengan panggilan 'aku' gak?" Tanyanya. Alisku semakin bertaut.
Ryo tersenyum, senyuman tipisnya itu selalu sukses membuatku terpana. Lelaki yang sering menampakkan kelempengan wajahnya belakangan ini memang lebih sering memperlihatkan senyuman walaupun hanya segaris.
Jangan banyak-banyak senyum Ryo, segaris aja bisa bikin gue terpana gini, gimana dua garis, hasilnya pasti positif deh, ehh itu mah test pack ya.
Punggungnya menegak, uluran tangannya makin mendekat dan meraih lenganku.
"Duduk dulu, aku mau bicara, nanti aku antar kamu pulang"
"Ciehhh ngomongnya aku kamu, ehh?!" Godaku cepat lalu membekap mulutku sendiri.
"Hehehe... aneh ah" Lanjutku dengan kekehan yang keluar dari mulut dan menepuk pundaknya kemudian duduk di sampingnya lagi.
Melihat wajah lempengnya membuat kekehanku berhenti.
Ya ampun, mana ekspresinya? Manaaa? Barusan bisa senyum-senyum tipis. Masa nanggapi candaanku pake muka lempeng gitu sih.
"Pengen ngomong apa?" Tanyaku kemudian karena berasa canggung.
"Ehm..." Ryo berdeham lalu memposisikan duduknya miring menghadapku.
"Kamu serius sama permintaan kamu soal kita pacaran beneran?" Tanyanya setelah beberapa detik terdiam.
"Ya serius" Jawabku cepat.
Ternyata Ryo akhirnya mempertanyakan hal yang ingin aku bicarakan.
Kulihat wajahnya meringis.
"Jasmine" Panggilnya pelan.
"Ya" Jawabku super lembut di iringi senyuman paling manis yang aku punya.
"Aku kerja di kantor ini belum masuk bulan kedua, terus kita juga kenal karena perjanjian yang kita buat, umm..." Ryo tidak melanjutkan perkataannya. Matanya menatap tepat di manik mataku.
Aku menyimak setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, memang benar kami menjadi dekat karena keadaan yang tidak normal. Kalau bukan karena Carlo dan mbak Niken, aku rasa kami tidak akan seperti ini.
Kedekatan kami pun bukan sembarang dekat, hasil dari perjanjian yang kami buat, berkali-kali bibir kami ini sudah saling mencicipi dan aku pun merasakan bukti hasratnya yang mengeras tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Love
MizahBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/18 - 20/2/19