Ketawanya kelebaran Ryo, eta ketawa pasti kesenengan ma yg iya2 kemarin yakkk 😅
Jasmine POV
Aku tersenyum lebar menerima kantung kertas belanja berisikan 2 buah parfume yang ku dapat dari Nita.
Perasaan bersalah yang aku rasakan kemarin menguap sudah, apa yang ku lakukan kepada Nita tidaklah setega yang aku pikirkan.
Anggaplah apa yang aku terima darinya, um, ralat, apa yang aku dapat, ck, oke-oke, apa yang ku dapat karena hasil azas pemanfaatanku ini adalah buah hasil kesabaranku menghadapinya selama ini.
"Min" Panggilnya setelah kami terdiam beberapa saat lamanya.
Aku menoleh ke samping, mendapati Nita yang menatapku dengan wajah serius.
Apa lagi yang ada di pikiran Nita oon ini sih? Kemarin kan udah jelas pembuktian kalau Ryo bukan gay, makanya aku menerima parfume ini.
Jangan sampai ada pemikiran lain yang mengembang di otaknya itu.
"Napa Nit?" Tanyaku sambil meletakkan kantung kertas ke dalam laci.
"Itu..." Kalimatnya menggantung.
Aku menunggu dia melanjutkan perkataannya dengan sabar.
"Orang-orang pada kesel sama gue" Lanjutnya kemudian.
Kedua alisku mengernyit bingung.
"Kesel kenapa?" Tanyaku lalu menggeser kursiku mendekat ke kubikel Nita.
Nita memang oon dan ngeselin, kalau ada orang yang kesal kepadanya memang wajar. Aku aja sampai tega memanfaatkan dirinya selama ini. Jadi sebenarnya tidak heran banyak yang kesal kepadanya, tetapi rasa ingin tahuku lebih besar sehingga ingin mendengar detail ceritanya.
"Itu, orang-orang bilang gue penyebar gosip hoax, mereka kesel karena apa-apa yang gue sampein gak pernah bener" Jawabnya pelan, bibir bawahnya melengkung ke bawah.
Ya jelas aja pada kesal. Siapa yang bakalan tidak kesal? Kalau aku tidak ingat dia adalah orang yang selalu membuatku kesal tetapi secara bersamaan menjadi orang yang sangat berpengaruh membantu mengisi isi lemari pakaianku dengan barang-barang baru, aku tidak akan tahan berteman dengannya.
"Gue kan gak nyebarin gosip hoax, gue nyebarin apa yang gue denger, kenapa mereka kesel, elu aja gak kesel, padahal gue nyebarin gosip elu"
"Si Ryo aja gak kesel, kenapa mereka yang pada kesel?" Lanjutnya lagi tanpa memperlihatkan raut wajah salah atau bagaimana.
Ini gimana ya nerangin ke Nita, jelas-jelas Ryo jengah dengan gosip gay nya yang beredar sampai kami memutuskan perjanjian konyol ini gara-gara siapa lagi kalau bukan gara-gara perempuan yang tidak pernah merasa bersalah di sampingku ini?
Kalau bukan karena kapasitas otak Nita yang selalu suka mengambil kesimpulan salah, aku tidak mungkin merelakan tubuhku ini tersentuh oleh pria demi melancarkan dan demi ketotalitasan perjanjian yang kami buat.
Payudaraku ini harusnya masih perawan, maksudku tidak tersentuh oleh pria yang bukan kekasih atau suami sahku.
Tetapi karena Nita, payudara dan mulutku ini menjadi korban.
Kedua tanganku melipat di depan dada dengan punggungku bersandar ke belakang.
"Dengerin gue ya Nit, Ryo itu sebenarnya kesal karena gosip gay yang elu hembuskan ke seantero kantor ini" Kataku.
Mulutnya mengecurut maju.
"Masa? Tapi kok Ryo gak ngomong ke gue kalo dia kesal? Mukanya biasa aja tuh kalo papasan sama gue"

KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Love
HumorBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/18 - 20/2/19