30. gugup (2)

24.8K 2.2K 536
                                    

Bingung ya mau ngomong apa?
Makanya blg2 dulu sama tante mau ngomong apaan biar tante ngetiknya lancar
😅😆

Btw pose begini lebih baik ryo, tampak samping gak nyengir dan mulutnya di tutup yesss 🤣

Nb: Sehari ga ngecengin ryo itu bikin tante pegel2 lho 😆

Ryo POV

Aku menepuk-nepuk wajahku setelah membasuhnya dengan air lalu menatap pantulan wajahku yang terlihat gugup di cermin kamar mandi apartemen Jasmine.

Entah sudah berapa lama aku berada di dalam untuk menghilangkan rasa gugupku.

Mengutarakan isi hati sekaligus melamar perempuan pujaan hati itu ternyata sangat susah, yang keluar dari mulutku malah kekehan tidak berarti dan kata-kata ngelantur.

Sampai Jasmine membandingkan aku tidak jauh berbeda dengan Carlo karena kemesuman kami yang mungkin menurutnya 11-12.

Aku menarik nafas panjang, mengatur detak jantung yang sedari tadi berdetak kencang karena terlalu gugup untuk melamar Jasmine.

Dalam hati aku mengulang-ulang kata yang semalam sudah aku rangkai, aku meruntuki diri sendiri, seharusnya semalam aku menulisnya di atas kertas dan membaca di depan Jasmine agar tidak lupa dan menjadi gugup seperti ini.

Sekali lagi aku menarik nafas panjang lalu meraih pegangan pintu dan melangkah keluar dari kamar mandi.

Sebaiknya aku cepat keluar dari kamar mandi sebelum Jasmine berpikiran aku sedang melakukan hal yang aneh-aneh di dalam sini.

Mataku tidak menemukan sosok Jasmine begitu aku mengedarkan pandangan ke ruang TV, di mana dia? Apa Jasmine sedang berada di kamarnya.

"Jasmine" Panggilku sambil melangkah ke arah kamarnya.

"Ya" Jawabnya dari balik pintu kamarnya.

Aku berdiri menunggunya sampai dia membuka pintu kamar, memang, sudah lebih 20 kali aku berada di apartemennya, tetapi tidak pernah sekalipun aku masuk ke dalam kamarnya.

Belum saatnya.

"Udah ke kamar mandinya? Lama bener, tidur ya? Apa nidurin yang lain..." Tanyanya setelah pintu terbuka dan tubuhnya muncul dari dalam kamar. Matanya melirik ke bawah, tepatnya ke arah intiku yang untungnya sedang tidur karena memang tidak dalam mode turn on secara total.

Aku meringis menanggapi perkataannya. Tuh, benar kan, Jasmine pasti menyangka aku ke kamar mandi karena harus menidurkan intiku bukan karena sedang menghilangkan kegugupanku.

Fokus Ryo, fokus, biar saja Jasmine dengan pikirannya, kamu harus fokus mengucapkan kata-kata yang sudah kamu rangkai semalam. Tiba-tiba dadaku berdetak kencang lagi.

"Aku mau ngomong sama kamu" Kataku lalu memutar tubuh dan berjalan kembali ke ruang TV.

Jasmine mengikuti dari belakang lalu kami mengambil duduk bersampingan.

"Udah gak bingung mau ngomong apa?" Tanyanya dengan wajah serius.

"Mudah-mudahan, doain ya biar aku lancar ngomongnya" Jawabku sambil menggangguk.

Jasmine menatapku dengan kening mengernyit.

Aku terdiam beberapa saat menatapnya.

"Kapan mau ngomongnya sih? Kamu yang pengen ngomong aku yang deg-degan begini" Jasmine bersedekap, mataku langsung mengarah ke dadanya.

Ck, mata ini susah sekali di kontrolnya, padahal tanganku sudah pernah memegang pepaya bangkok muda miliknya sampai tadi pagi mata ini sudah melihat pen...

Guilty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang