Seorang laki-laki tampak sibuk memegang beberapa lembar kertas,membolak-baliknya dan membacanya perlahan.Ini masih pagi sekali dan lihatlah,dia bahkan sudah sangat sibuk.Maklumlah,dia adalah wakil ketua OSIS.Dan baru-baru ini OSIS akan mengadakan event merayakan ulang tahun sekolah."Hoy,Mark!"
Teriakan seseorang cukup mengagetkan Mark,ia menoleh ke belakang,melihat orang yang memanggilnya itu.
Laki-laki dengan seragam SMA lengkap itu berdiri di ambang pintu sambil mempertontonkan senyum lebarnya. Mark mendengus kesal. Laki-laki inilah yang membuatnya sibuk meski masih pagi seperti ini.
"Heh.Lo kemana aja,sih?Ketua yang gak bertanggung jawab banget"Ujar Mark ketus pada laki-laki itu--Park Jihoon--begitu mendekat ke arah Mark.
Jihoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maaf dong,Mark.Iya deh nanti sisanya gue kerjain.Mana berkasnya?"
Mark merapikan berkasnya dan menyerahkannya pada Jihoon."Nih.Proposalnya udah diketik,udah gue periksa,lo tinggal serahin aja,"
Jihoon mengambil berkasnya segera. "Wah,serius?Beneran gak ada yang perlu dikumpulin lagi?Gue gak ada kerjaan dong?"
Mark memukul kepala Jihoon pelan. Ketua yang suka terima beres seperti Jihoon memang sangat menyebalkan.
"Lo kumpulin aja tuh data anak-anak yang ngisi acara,yang ikut lomba,sama kasih info ke setiap ketua kelas tentang bazaar,"
Mendengar penuturan Mark,Jihoon mengangguk. Sekadar mengumpulkan data sih ... tidak sulit-sulit amat,pikirnya.
"Mark,kenapa gak Lo aja sih yang jadi ketua osis?"
Mark mengerling."Ya anak-anak pada milih lo. Padahal mah lo apanya yang bisa diambil."
Jihoon terkekeh."Aneh ya.Kenapa pada milih gue? Mungkin ... karena gue lebih ganteng dari lo?"
Mark berlagak seperti ingin muntah mendengarkan penuturan Jihoon yang memuji dirinya sendiri itu. Kemudian Mark merapikan rambutnya sedikit kemudian siap untuk meninggalkan ruang OSIS yang memang masih sepi.
"Eh,Mark tunggu."
Mark menghentikan langkahnya. "Kenapa?"
"Ada murid baru,loh.Dan kayaknya dia bakal satu kelas sama lo," Jelas Jihoon sembari menyusun berkas yang mau dia bawa.
"Oh,iya? Aneh,ya? Padahal nih udah pertengahan semester,"
"Iya. Nanggung banget. Gue tadi sempat ketemu sama dia,eh dia langsung nanyain lo. Kayaknya dia temen akrab lo,"
Mark mengernyitkan dahinya heran. Teman akrab siapa yang dia maksud? Setau Mark,dia hanya punya teman akrab yang satu sekolah dengannya. Seperti Dino,contohnya.
Mark tiba-tiba melebarkan matanya. Ada. Ada satu anak yang sangat dekat dengan Mark. Biang kerusuhan,tak pernah diam,dan selalu menempeli Mark,seperti Mark ibunya saja. Padahal,tubuhnya lebih besar dari Mark.
Tapi,apa mungkin itu benar-benar dia?
Mark menggelengkan kepalanya cepat. Dia harus ke kelas sekarang.
"Yaudah,gue duluan ya,Jihoon.""Yoi." Balas Jihoon singkat.
Jihoon masih tetap di ruang OSIS sembari menatapi punggung Mark yang sekarang benar-benar menghilang.
"Anak barunya ... bahaya gak ya?"Ia bermonolog.
"Ah,dia baru.Pasti gak akan macem-macem." Jihoon menggelengkan kepalanya pelan,berusaha mengusir bayangan buruk di kepalanya. "Gue kelarin ini dulu,deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger School [99 LINE]✔
FanfictionSiapa sangka sekolah favorit ini punya rahasia yang sangat mengerikan?! ▪ "Ini tentang rahasia dua belas tahun yang lalu," "Jangan coba-coba berhenti atau lo akan mati!" ▪▪▪ ©Hak cipta dilindungi undang-undang _______________ Highest rank : #1 i...