10. Pria Misterius

4.2K 624 39
                                    

Keadaan masih sama,tak ada yang berubah sejak tiga menit yang lalu,angin masih berhembus kencang.

Tapi,sekarang tampaknya semakin parah. Mayat-mayat yang bergeletakan bangkit kembali seolah mereka hidup kembali,juga tulang belulang yang berserakan bersatu kembali.

Mereka ber-enam sontak mundur beberapa langkah. Mayat itu terlihat ingin menyerang mereka. Beberapa langkah lagi,langkah mereka terhenti karena terhalang pintu yang tertutup. Yeri menatap matanya erat,penampilan mereka sangat mengerikan. Layaknya ... zombie.

"Lucas! Panggil bantuan!"Teriak Mark panik.

"Sudah,Mark. Tapi belum ada respon," Jawab Lucas yang sama paniknya dengan Mark.

Sedetik kemudian,Lucas membulatkan matanya. "Wah,gawat Mark! Alat yang dipasang di Ayah kayaknya rusak atau jatuh!" Teriaknya panik.

"Dobrak!" Teriak Dino tiba-tiba dan segera berlari ke pintu.

"DINO,JANGAN! NANTI JEJAK KALAU KITA PERNAH MASUK KE SINI BAKAL--"

"PERSETAN SAMA JEJAK! YANG PENTING KITA SELAMAT!"

BRAK

BRAK

Dino berusaha mendobrak pintu berkali-kali tapi pintunya masih tidak terbuka.

"Sial! Kenapa kuat banget?!" Dino berdecak sebal.

"Lucas,bantu gue!" Teriaknya lagi.

Lucas terdiam sebentar,ia memandang Mark yang menggelengkan kepalanya bertanda ia melarangnya.

"KYAAA!"

BRUGH!

"Cepat Lucas,Mark! Bantuin Dino! Lo mau kita mati disini?!" Teriak Tzuyu selepas melemparkan sepatunya ke mayat yang tadi hampir mendekati Yeri.

Lucas dan Mark pun kini mendekati Dino dan membantunya mendobrak pintu. Karena di dobrak terlalu kuat,pintu tersebut akhirnya terbuka. Mereka lantas berlari kuat seusai mengganjal pintu tersebut.

Mereka lari sekuat tenaga yang mereka punya. Nafas mereka terlalu sesak untuk sekadar memanggil bantuan. Mereka sekarang hanya berlari dan berlari sambil berharap mereka bisa kembali ke pos dengan selamat.

BRUGH

"Ah sakit,sial!" Teriak Tzuyu kesal merutuki kakinya yang tertancap paku di sekitar gudang.

Namun,tak ada satupun dari mereka yang mendengar teriakan Tzuyu, mereka hanya fokus berlari dan sibuk pada pikiran masing-masing.

"Hiks,to ... long ..." Rintih Tzuyu kesakitan sambil memengangi telapak kakinya yang kini mengeluarkan darah banyak. Dengan amat kesakitan,dia melepas paku yang tertancap cukup dalam di telapak kakinya itu. Andai saja dia memakai sepatunya,pakunya tidak menancap sedalam ini dan setidaknya ia masih bisa berlari.

Tap

Tap

Tap

Nafas Tzuyu tercekat. Ia mendengar bunyi langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Ia sempat berharap itu adalah salah satu temannya tapi sedetik kemudian ia menyangkalnya. Kalau benar itu temannya seperti Lucas atau Mark,pasti mereka akan kesini dengan terburu-buru,bukan dengan langkah kaki yang santai seperti itu.

Nafas Tzuyu tak beraturan,ia mencoba berdiri dengan kakinya yang berdarah-darah itu. Menghindari orang yang sepertinya berbahaya baginya.

"Mau kemana,cantik?"

Deg!

Tzuyu menolehkan kepalanya,matanya terbelalak. Itu si pemilik langkah kaki tadi! Orang itu kini memegang erat pergelangan tangan Tzuyu.

Danger School [99 LINE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang