11. Teror Pertama

4.3K 580 61
                                    

Selang tiga hari setelah kejadian itu, mereka kembali bersekolah. Lucas kini sudah berbaikan dengan Mark dan Dino. Tzuyu yang sempat dirawat pun kini sudah kembali pulih. Tapi, bukan berarti kini hari-hari mereka biasa saja, justru mereka kini semakin gencar mencari titik permasalahannya untuk menghentikan teror ruangan yang memakan korban itu, dan mencari siapa dalang dibalik ini semua dan apa tujuannya.

Satu lagi, ancaman pemilik inisial JCW pun tak bisa dihiraukan begitu saja. Begitu pulih, Tzuyu langsung memberitahukan isi dari ancaman tersebut, yang katanya akan memakan korban lebih banyak.

"Duh, bosen banget nih. Kalo gitu mah mending gue menyelidiki pemilik inisial itu aja," Keluh Dino. Keadaan di kelas menurut Dino sangat membosankan. Mereka diminta untuk merangkum uraian kemudian mengerjakan soal-soal prediksi untuk ujian nanti.

"Ck, iya nih. Sebelum ada korban harus bertindak," Lucas menimpali.

"Kalian bahas apa sih?"Tanya pria yang duduk di sisi kiri Dino,Changbin.

Dino mengerjapkan matanya. Ia lupa kalau mereka sekarang sedang duduk melingkar membentuk sebuah kelompok. Wajar saja kalau pembicaraannya dengan Lucas bisa terdengar.

"Ah ... nggak,itu--"

"Oh,ya! Kita kapan main bareng lagi nih?" Sahut Dino tiba-tiba memotong ucapan Lucas.

Changbin berdecak. "Heh, lo gak tau sebentar lagi ujian. Lo malah ngajakin gua main, kampret lu,"

"Halah, ujian mah santai. Jarang-jarang nih kita main bareng, nanti habis main juga belajar kok," Ucap Dino sambil cengengesan.

"Omong kosong aja! Habis main ya main lagi sampai malam kalau lo mah," Changbin mendecih.

Lucas memperhatikan interaksi keduanya, interaksi yang terkesan akrab. Lucas yakin pasti Changbin adalah teman dekat Dino.

Lucas mengulum senyum. Ia kembali fokus ke soal-soal yang menanti untuk diselesaikan. Membiarkan kedua sohib itu saling bicara.

Sementara di sisi kanan yang tak jauh dari kelompok mereka, ada sepasang mata yang memperhatikan. Menatap Changbin dan Dino dengan raut wajah gelisah,khawatir,dan takut. Ia menggigit bibir bawahnya. Kakinya berayun ke kanan dan kiri dengan refleks, menandakan bahwa ia benar-benar cemas.

"Semoga itu bukan apa-apa,"

d a n g e r s c h o o l

Setibanya waktu istirahat, dibanding membahas rencana berikutnya dengan Mark dan yang lain, Dino memilih makan di kantin dengan Changbin.
Ya, alasannya sih karena memang mereka sudah lama tak bersama-sama sejak Dino sibuk menyelidiki ruangan itu. Changbin sih biasa saja,tapi Dino saja yang menurutnya terlalu berlebihan.

Di tengah perjalanan ke kantin, Changbin menghentikan langkahnya. Ia lalu menepuk jidatnya pelan. "Eh, Dino sebentar."

Dino menoleh, sedetik kemudian ia mengernyit heran. "Kenapa?"

"Gue mau ke ruang olahraga dulu. Mau ngecek bola basket sama raket yang dipinjam anak kelas sepuluh, jumlahnya sudah pas atau belum,"

Dino mengangguk. "Oh, yaudah deh kalau gitu gue tunggu di tangga,ya,"

Changbin mengiyakan kemudian masuk ke ruang olahraga sementara Dino pergi menuju tangga.

Namun langkahnya terhenti begitu manik matanya melihat Mina yang berdiri mematung di sebelah tangga. Wajahnya kelihatan pucat.

Dino mengerutkan dahinya. "Lo ngapain deh Mina diam aja disitu? Mau latihan jadi mannequin,ya?"

Mina sedikit tersentak kemudian membulatkan matanya. "Dino! Ikut kami aja cepetan, hari ini Lucas traktir loh,"

Danger School [99 LINE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang