24. Official

4.2K 600 35
                                    

"Jadi gimana?"

"Ya gitu. Dia ditangkap terus kami semua pada jadi saksi. Guru-guru gak nyangka banget, loh,"

Tzuyu mengangguk mendengar penjelasan dari Yeri. Ya, sekarang mereka sedang menjenguk Tzuyu di rumahnya. Karena keadaan Tzuyu sudah membaik, ia dipindahkan dari rumah sakit.

"Berarti ... semuanya udah selesai?" Tanya Tzuyu pelan.

"Iya, dong. Cuma berita ini baru guru-guru yang tahu, rencananya kami bakal sorot ke media dan sekolah ini harus ditutup. Takutnya kalo masih dijalankan, ada apa-apa," Jelas Mark.

"Beneran udah selesai, Mina?"

"Mina? Hei,"

Mina mengerjap membuyarkan lamunannya. "Eh iya?"

Dino mengernyit. "Lo mikirin apa lagi, sih? Kan semua udah selesai?"

Mina memainkan jarinya, ia bingung. "Gue ... cuma bingung," Tuturnya. "Arwah itu bilang, mau minta nyawa. Nyawa ayahku atau nyawaku. Dan gak ada nyawa siapapun yang jadi korban saat ini, masa sih udah selesai gitu aja?"

"Mungkin korban-korban yang berjatuhan selama ini jumlahnya sesuai sama keinginan mereka?" Lucas menerka-nerka.

Mina tampak berfikir sebentar. Waktu itu, saat makhluk-makhluk tak kasat mata itu menampakkan dirinya di depan kelasnya, makhluk itu mengutarakan keinginannya.

Korban saat ini tak cukup untuk memuaskan dendam mereka kalau pelaku yang sebenarnya belum mendapat hukuman ... mati.

Dan saat ini, Ayahnya hanya dipenjara. Mina sendiri masih hidup. Artinya ... belum selesai, kan?

"Mark kata lo kalo masalah ini selesai mau anu?" Tanya Lucas memecah keheningan yang kira-kira tercipta selama lima menit lalu.

Mark mengenyit. "Anu apaan dah?"

"Alah-alah, sok lupa dia," Dino menimpali.

Tzuyu yang paham akan obrolan ketiganya pun langsung tersenyum. Sudah sejak lama, Tzuyu ingin melihat Mark mengakui perasaannya kepada sahabatnya, Yeri.

"Iya nih, Mark. Mana janji lo mau nembak?"

Yeri mengernyit. "Nembak apaan lagi? Kan masalahnya udah selesai, kan?"

Lucas tersenyum memaksa.  "Dia mau nembak cewek, Yeri,"

Yeri mengernyit heran. Wanita mana yang Lucas maksud? Apa itu ... dirinya?

"Gas dong, Mark! Tunggu apalagi,"

"Tapi timing nya kurang pas nih,"

"Nanti aja, dong. Jangan disini, gak romantis," Tutur Mark.

"Kapan nih? Kapan?"

"Dimana?"

"Asik asik bentar lagi ada pasangan baru!"

Mina terkesiap. Lamunannya buyar seketika saat suasana sekitarnya sudah ricuh. Atmosfernya berubah.

"Biarin suasananya gini dulu, deh," Ia tersenyum tipis.

Mungkin, memang sampai sini kisah mereka. Besok, mungkin mereka sudah mengungkapkan semuanya ke media, dan mereka bisa hidup normal dan selesai. Tidak ada hal yang perlu ditangisi, atau disesali.

Tapi, itu baru mungkin.

Itu baru harapan.

Mina menghela nafas panjang. "Huh ... Andai hidup seindah itu,"

Danger School [99 LINE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang