3. Rekaman CCTV

5.8K 745 57
                                    

Seminggu berlalu sejak tragedi mengenaskan itu,suasana berkabung masih menyelimuti keluarga Yeri dan teman-teman terdekat kakaknya.Hari ini Yeri mulai kembali bersekolah seperti biasa dengan senyum mengembang di wajah manisnya seolah tak terjadi apa-apa.

Ini adalah waktu istirahat dan Yeri kini tertidur pulas di mejanya sementara Mark memandangi Yeri dan tampak bingung--menahan rasa penasaran dan menyimpan pertanyaan yang sudah dari kemarin-kemarin ia ingin tanyakan.

"Mark."

Mark sedikit tersentak,panggilan itu sontak membuyarkan lamunannya.Dia menoleh kepada gadis misterius yang tau segalanya itu--Kang Mina.

"Kenapa?" Tanya Mark.

"Gue ... mau ngomong sama Lo.Sama yang lain juga,tapi jangan disini,"

Mark mengangkat sebelah alisnya. "Mau kemana?"

Mina tak menjawab,ia hanya mengisyaratkan Mark untuk mengikutinya. Mark segera bangun dari duduknya dan mengekori Mina.

"Ke belakang kantin?"Mark buka suara setelah mereka akhirnya sampai ke tempat sepi dan sejuk itu.

Ah ya ... disana sudah terlihat Dino,Tzuyu dan juga Lucas.

"Nah. Mark udah dateng,kan? Cepetan ngomong. Gue sibuk,"Ujar Dino sambil memasang ekspresi tak suka.

"Tenang ... gak banyak ngabisin waktu,kok,"Mina tersenyum. Berusaha ramah pada Dino yang sepertinya tak suka padanya.

"Kematian kakaknya Yeri--"

"Stop." Dino menyela. "Gue gak suka lo bahas ini,"

"Tapi,lo harus deng--"

Dino sama sekali tak menggubrisnya dan langsung meninggalkan tempat itu. Ia terlihat sangat marah. "Gue duluan."

Lucas berdehem untuk mencairkan suasana. "Kenapa Dino kalo bahas soal Kak Mingyu bakal gitu,sih?"

Tzuyu menoleh kepada Lucas,"Lo gak tau?Dino dan Kak Mingyu itu akrab banget dari kecil. Dino mungkin belum bisa nerima kalo sahabatnya itu udah gak ada,"

Mina menghela nafas berat. "Yaudah,kalian gak keberatan kan?Kalo gue ngomongin dia?

Mereka serentak menggeleng.

"Kalian gak sadar ada hal janggal di sekolah ini selama kalian bersekolah?" Mina mulai membuka topik yang ingin dia bahas.

Mark tampak berpikir. Selama ini sekolahnya normal-normal saja sejak ia tau tentang ruangan itu. "Selain ruangan itu,nggak ada lagi."

"Kalian benar-benar gak memperhatikan,ya? Atau kalian terlalu asik sama dunia kalian sendiri?"

Mark mengernyit. "Apa?to the point,please. Kita gak punya banyak waktu,Mina,"

Mina menghela nafas sebelum melanjutkan,"Setiap satu tahun sekali,selalu ada anak kelas dua belas meninggal,"

Tzuyu mengernyit heran. Bukannya kalau kematian tidak ada yang bisa menduganya? "Kalau emang takdirnya ya gimana lagi?"

"Setuju,tuh.Kalo emang udah takdirnya kita gak bisa ngapa-ngapain? Apa yang janggal?" Lucas membenarkan.

Mina mengangguk. "Gue udah prediksi kalo kalian gak bakal percaya.Tapi ini,ada sangkut pautnya sama ruangan itu,"

"Hah?Maksudnya apa nih?" Mark semakin tak mengerti arah pembicaraan Mina.

Mina tampak menatap sekeliling--berjaga-jaga takut kalau ada yang mendengarnya--ia kemudian melanjutkan."Lo lupa? Ruangan itu penuh mayat." Mina menekan dua kata terakhirnya.

Danger School [99 LINE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang