"Kita perlu bicara."Yeri dan Tzuyu melangkah mengekori Jihoon menuju parkiran. Mereka berjalan dengan hati-hati dan siap mengambil ancang-ancang jikalau Jihoon melakukan sesuatu.
"Ngapain sih?" Jihoon berkacak pinggang. Ia membalikkan badannya ke arah Tzuyu dan Yeri yang membuat mereka berhenti berbisik-bisik dan menatapnya dengan sinis.
"Ck- gue cuma mau ngomong ribet banget ya ampun,"
"Ngomong ya tinggal ngomong! Gak perlu modus nganterin gue sama Yeri sampe rumah!" Ujar Tzuyu sinis.
Jihoon menghela nafas pelan. "Bahaya kalau ngomong disini, tahu. Dan lagian, siapa yang mau modus?"
"Lo pasti mau tahu rumah kami dimana, terus lo teror, kan? Iya kan? Atau bahkan lo bunuh?" Tanya Yeri penuh selidik.
Jihoon mengabaikan Yeri, ia berjalan ke arah mobilnya parkir. "Serem amat sih isi otak lo. Kebanyakan nonton film sih,"
"Ayo masuk," Titahnya kemudian setelah pintu mobilnya dibuka.
Yeri dan Tzuyu sempat ragu-ragu namun akhirnya memilih untuk masuk ke mobil Jihoon. Mereka memilih duduk di jok belakang.
Jihoon menyalakan mesin dan langsung tancap gas setelah memasang seatbelt nya. Ia sempat melirik Tzuyu dan Yeri yang sekarang mengabaikannya dan tak mencurigainya. Baguslah, pikirnya.
"Lo beneran gak akan bunuh kami, kan?" Tanya Tzuyu akhirnya.
"Kenapa sih kalian ini? Kayak curiga mulu deh sama gue,"
Yeri menatap Jihoon sinis, ia naik pitam. "Hei, b*rengsek. Gara-gara lo kunci gue, gue jadi terlibat masalah. Lo juga yang ngebunuh anak-anak kan? Semua ulah lo! Lo penyebab dari semua ini. Harus gue akui, lo aktor yang bener-bener hebat. Lo baik banget di depan semua orang tapi aslinya lo itu penyebab semua masalah. Lo gak mau coba ikut casting ftv?"
Jihoon tersenyum. Ia masih tetap menatap fokus jalanan yang sedang macet sekarang. Sebenarnya ia kaget-- bahkan sangat kaget. Tapi ia dengan cepat menetralisir itu rasa kagetnya.
"Ternyata kalian sudah tahu. Sudah gue duga sih, cepat atau lambat, kalian pasti tahu,"
"Jadi, itu beneran ulah lo?" Tanya Tzuyu memastikan.
"Pertama, gue tanya. Kalian percaya kalau gue melakukan itu?" Ujar Jihoon-- masih tetap santai.
Tzuyu menghela nafas pelan.
"Sebenarnya nggak. Tapi gimana- kita gak tahu apa isi pikiran tiap orang,""Gue juga benar-benar gak percaya sampai hari itu saat gue lihat dengan mata kepala gue sendiri-- lo menyiapkan rencana pembunuhan sama seseorang dan hari ini saat lo mengunci gue dari luar," Jawab Yeri.
Jihoon bergeming. Ia kemudian menepikan mobilnya di rumah Mark.
Tzuyu mengerutkan dahinya. "Loh, loh, kok ke rumah Mark sih?"
"Rumah dia paling aman, gue sudah minta izin Mark,"
Mereka bertiga keluar dari mobil dan melangkah masuk ke rumah Mark-- rupanya disana sudah ada Mark, Dino, Mina dan Lucas.
"Ish, kalo gini mah ngapain gue bareng lo. Enakan bareng mereka," Celetuk Tzuyu.
Jihoon tersenyum. "Kalo gak bareng kalian, gue gak dapat info apapun,"
"Dasar ya! Lo memancing gue buat kasih tahu semuanya!"
Jihoon menoleh. Ia tersenyum kecil. "Tenang aja, info kalian bakal gue tukar sama info penting dari gue,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger School [99 LINE]✔
FanficSiapa sangka sekolah favorit ini punya rahasia yang sangat mengerikan?! ▪ "Ini tentang rahasia dua belas tahun yang lalu," "Jangan coba-coba berhenti atau lo akan mati!" ▪▪▪ ©Hak cipta dilindungi undang-undang _______________ Highest rank : #1 i...