20. Sisi yang Lain

4.2K 712 57
                                    


"Hari keempat. Udah dapat sesuatu?"

Yeri menggeleng pelan,"Belum."

Dino menghela nafas panjang. Tersisa hanya tiga hari lagi mereka mengumpulkan bukti, tapi sampai sejauh ini, hanya foto-foto kebejatan Chanwoo dulu lah yang terkumpul.

Mereka telah melihat semuanya dengan detail, tapi tak ada satu pun bekas yang tersisa. Chanwoo, menjalankan kejahatannya dengan begitu rapi--seolah sudah terbiasa. Dan sulitnya lagi, Jihoon--orang satu-satunya yang mengetahui semua kebenarannya--harus terbaring lemah di rumah sakit. Ia bahkan belum sadar sampai sekarang, luka yang ia terima parah, itu mengapa ia sampai sekarang masih saja koma.

"Jangan putus asa," Ujar Dino. "Nanti kita selidiki lagi,"

Yeri mengangguk dan tersenyum. Ia sekarang sedang menunggu Mark yang katanya sedang membelikannya minuman dan beberapa camilan yang bisa mengganjal perutnya yang kelaparan saat itu.

"Hey, what's up guys? "

Yeri mendengus kesal, ia kira Mark akan segera datang. Tapi, yang datang malah cowok yang suka ngaku kembaran Justin Bieber.

"Ish. Kenapa yang dateng malah lo. Mark mana?"

"Cie, nyariin Mark," Ujar Lucas sambil menunjuk Yeri. "Kangen sama Mark, ya? Mending sama gue, gantengan gue juga,"

"Ganteng kalo diliat dari Burj Khalifa sih iya!" Tzuyu datang dan langsung menoyor kepala Lucas.

Lucas mengaduh kesakitan dan mengusap kepalanya. Sementara Yeri dan Dino terkekeh pelan.

"Ini bawaan lo main ditinggal aja lagi, berat tahu!"

"Ish. Berhenti ngomel kenapa? Panas nih kuping gue,"

"Udah,udah." Mina yang tadi juga ikut bersama mereka melerai. "Lucas, kasih tau apa yang lo lihat, keburu masuk nih,"

Ya, ini memang sedang jam istirahat. Di saat-saat inilah mereka melakukan penyelidikan, karena sepulang sekolah kini tak aman lagi, akan ada kejadiaan na'as yang mereka alami jikalau tak segera pulang.

"Jadi begini, gue menemukan ini di TKP," Lucas menyodorkan handphone-nya.

"Gila, tulisan itu kecil. Mungkin aja itu tulisan bukannya disengaja?" Yeri menebak-nebak.

"Justru hal kecil yang sering kali kita abaikan," Mark datang membawa satu kantung plastik sedang berisi air mineral dan beberapa camilan.
"Padahal, sebenarnya hal kecil itu bisa jadi kunci dari masalah yang besar,"

"Nah, akhirnya. Lama banget sih? Belinya di Kanada?" Yeri menyambar cepat kantung plastik yang tadi Mark pegang.

"I'm really sorry. Tadi,ada anak kelas sepuluh mau bunuh diri,"

"HAH?!"

Mereka semua--terkecuali Mark--terkejut bukan main. Di sekolah ada hal besar seperti itu? Kenapa mereka tidak mengetahuinya?

"Kok kita gak tahu sih?"

"Ya gimana mau tahu, kalau kalian duduk di belakang sekolah gini,"

"Dimana dia mau bunuh diri?"

"Di tempat persis dimana Kak Umji jatuh dulu, orang banyak bilang, kalau dia kerasukan arwah Kak Umji," Jelas Mark.

Tzuyu menyambar salah satu snack di kantung plastik. "Padahal masih kelas sepuluh, belum banyak ujian, gimana waktu kelas dua belas nanti?"

"Ini tentu ada kaitannya dengan Chanwoo," Mina bergumam.

"Please, lah. Apalagi ini? IQ gue gak sampai," Lucas mengacak rambutnya frustasi.

Danger School [99 LINE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang