19. Kode

4.1K 602 25
                                    


"Panas,"

Yeri menghela nafas kasar. Ia menyeka peluhnya yang perlahan mulai turun membasahi dahinya. Botol air mineralnya habis tak bersisa, yang menandakan gadis ini benar-benar haus.

Ia mengecek handphone-nya yang sejak tadi belum ia sentuh, hanya sekadar untuk melihat jam.

Dua belas siang, Ia berucap dalam hati.

Tapi sampai kini, Jihoon belum menemuinya. Jihoon bilang padanya, kalau ia akan menunjukkan semua bukti-bukti bahwa Chanwoo adalah dalang dibalik semua ini. Sedangkan Yeri sedari tadi mencari bukti untuk memperlihatkan bahwa ia tidak bersalah.

"Gimana?"

Yeri sedikit tersentak saat seseorang menepuki pundaknya--Mina. Sedang bertanya dengan nada khawatir padanya.

"Belum dapat apapun. Mana Jihoon belum dateng lagi,"

"Seriusan? Dia janji jam berapa?"

"Jam sebelas. Tapi sekarang jam dua belas belum juga datang,"

"Lo udah coba telepon?"

"Handphone-nya gak aktif," Keluh Yeri.
Rasa cemas menyelubungi hatinya, bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan Jihoon? Bagaimana kalau Jihoon dalam bahaya karena membantunya?

"Hey."

Yeri dan Mina menoleh serentak, melihat Jihoon kini yang telah berdiri di depan mereka. Namun, ada yang berbeda darinya-- dahinya dibalut perban, seperti habis terluka.

"Lo kenapa?" Tanya Mina heran.

Jihoon tersenyum,"Gak kenapa-napa, kok. Luka kecil. Ayo, katanya mau cari bukti?"

"Ya udah, ayo."

Mereka tidak membahas itu lebih lanjut. Mereka kini berjalan menuju gudang yang terdapat bukti yang sudah lama dikumpulkan Jihoon.

"Kami pernah ke gudang. Tapi kok, gak ada ini, ya?" Tanya Yeri.

"Ini baru gue taruh disini kemarin. Semua filenya lengkap, dari awal gue dipaksa ikut sampai cara ia membunuh korban-korbannya,"

Jihoon tampak membuka sebuah buku yang ternyata berisi foto-foto Chanwoo menjalankan aksinya. Tampak disana, Ia memegang pisau sama persis seperti pisau yang terletak di TKP kemarin.
Tampak juga Chanwoo yang menyeret mayat-mayat korban dan meletakkannya di ruang itu.

Yeri terus membalik-balikkan foto yang diberi Jihoon. Ia melihatnya dengan tatapan ngeri, ada manusia yang sekejam ini?

Deg

Mata Yeri membulat, jantungnya berdegup tak karuan. Di foto itu terlihat Mingyu--kakaknya--diangkat oleh Chanwoo kemudian dimasukkannya ke ruang itu. Berarti, benar foto yang Dino tunjukkan waktu itu, ia tak mengada-ada. Tapi ... bagaimana bisa? Apa si brengsek itu menggali makam kakaknya? Ia tak habis fikir. Untuk apa sebenarnya jasad kakaknya itu?

Ia meremas foto itu kuat-kuat. Ia sudah sangat geram.

"Tapi sayangnya, gue gak sempat foto waktu dia bunuh Arin. Karena itu terlalu tiba-tiba," Ujar Jihoon membuyarkan lamunan Yeri.

"Tapi, kenapa ini gak seluruhnya ya? Berarti, gak seluruhnya korban dia yang bunuh?" Tanya Mina.

Jihoon mengangguk. "Iya, ada campur tangan arwah juga. Dan, arwah itu gak akan pernah puas kalau korban di sekolah ini belum sesuai sama yang ia harapkan. Kalau ia belum puas, kepsek bakal mati ia bunuh, dan kepsek menghindari itu,"

Danger School [99 LINE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang