9. Penyelidikan

4.6K 726 148
                                    

Sekarang pukul delapan malam,dan kini mereka berada tepat di depan gerbang sekolah yang tertutup rapat. Sesuai rencananya,setelah mereka meninjau ruangan dan memasang alat bantuan disana,mereka langsung akan melakukan penyelidikan.

Mereka tentunya sudah mempersiapkan segalanya--senter,masker,jaket,tas,dan catatan kecil.

"Lucas,lo ngapain bawa cat air? Lo kira kita mau ngelukis disana,ha?"Tanya Dino setelah ia selesai memeriksa perlengkapan Lucas.

"Lah,bawa kresek lagi?"Tanyanya lagi.

Lucas merampas barangnya dengan segera."Sini,gak usah pake lo bongkar!"

Ia memasukkan barangnya ke dalam tasnya. "Lo gak ngerti,ini pekerjaan detektif,"

Dino mendecih. "Detektif apanya,"

Yeri menatap keduanya jengah. "Sudah,sudah. Sekarang fokus."

Mark begitu gusar. Sedari tadi ia memandangi arlojinya yang melingkar sempurna di pergelangan tangannya. Ia khawatir, Ayah Lucas belum kembali dari meminjam kunci gerbang sementara hari sudah semakin malam.

"Hey,Kalian!"

Mereka lantas menoleh dan syukurlah akhirnya Ayah Lucas beserta teman polisinya sudah datang.

"Gimana?"Tanya Mark antusias.

Ayah Lucas tersenyum lebar sambil menunjukkan kunci gerbang di hadapan mereka."Ayo masuk. Pak satpam gak ikut sama kita karena udah terlalu malam. Ini keuntungan kita,"

Lucas mengernyit. "Terus,yang jaga disini?"

"Ini,teman Ayah," Ayahnya menunjuk lima orang disampingnya. " Tiga teman Ayah bakal jaga disini,sementara dua lainnya beserta Ayah akan jaga di dalam,"

"Tunggu apa lagi? Ayo masuk," Titah Ayah Lucas.


Mereka semua masuk beriringan setelah Ayah Lucas membuka gerbangnya. Suasana sekolah yang sepi ditambah dengan gelapnya malam menambah suasana mencekam bagi mereka. Ditengah perjalanan,regu mereka dan regu Ayah Lucas di bagi. Ayah Lucas menyelidiki bagian lain di sekolah ini yang berkaitan dengan kasus dua belas tahun lalu,sedangkan mereka menyelidiki ruangan bermasalah itu.

Mereka berjalan dengan sangat hati-hati juga mengawasi sekeliling mereka kalau-kalau ada yang melihat.

"So Guys,it's start,"Ujar Mark begitu mereka sampai di depan ruang itu.

Glek.

Mereka meneguk ludah dengan susah payah,masuk ke ruang ini kini bukan sekadar wacana.

Mereka mulai menapaki jalan kecil menuju pintu belakang.
Tak perlu waktu lama,mereka kini telah sampai di pintu yang menjadi awal mimpi buruk mereka.

"Gue buka,ya?"Tanya Lucas yang diangguki oleh yang lain.

Kriettt

"Ayo masuk,"Ajak Lucas begitu ia berhasil membuka pintunya.

Mereka memasuki ruangan ini dengan perlahan,dan baru masuk saja,bau busuk sudah tercium.

Mark mengeratkan maskernya. "Kau muntah gue rasanya,"

Pemandangan yang mereka lihat hari ini adalah pemandangan terburuk yang mereka lihat. Mayat dimana-mana--ada yang sudah jadi tulang,ada yang sudah busuk bahkan sudah di ulati. Darah juga berceceran dimana-mana.

Ingin rasanya mereka menjerit sekuat-sekuatnya saat ini kalau tidak mengingat ini dimana.

"Sial. Sepatu gue baru beli anjir,"Ujar Dino yang malah menyayangkan sepatunya yang tertijak darah.

Danger School [99 LINE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang