"Gak usah terlalu khawatir kali, Mark. Lo lebih kayak bapaknya deh,"Mark mendesah pelan. Mungkin Lucas benar, apa yang perlu dikhawatirkan? Masalahnya sudah selesai, bukan? Pelaku bahkan sudah ditangkap.
"Habis ini kita harus ke sekolah, angkat kasus ini ke media terus bereskan mayatnya," Tutur Tzuyu.
Lucas menggelengkan kepalanya. "Gue gak mau beresin mayat! Gue alergi mayat! "
"Halah lemah lo. " Cicit Dino
"Enak aja!"
"Udah, udah. Sekarang kita langsung aja ke sekolah," Tzuyu melerai. "Waktu kita gak cukup banyak. Harus cepat nyusul Mina sama Yeri juga, kan?"
Mark mengangguk. Mereka memang harus menyelesaikan masalah ini secepatnya. Masalah yang menjadi mimpi buruk di kehidupannya memang harus berakhir dengan tenang.
"Ya, semoga ... cepat selesai dan mereka baik-baik aja,"
d a n g e r s c h o o l
"Halo. Anak pengkhianat,"
Mata Mina melebar sempurna. Sosok yang ditakutinya itu kembali hadir di hadapannya. Sosok yang bahkan lebih mengerikan dari makhluk tak kasat mata itu datang lagi.
Bagaimana bisa?!
Ia menyeringai seram. "Kenapa? Kaget?"
Mina melangkah mundur saat Ayahnya itu berusaha untuk mendekatinya. Kenapa bisa pria ini masih ada disini? Bukankah jelas-jelas dia--
"Ayah kabur dari penjara. Di penjara, arwah itu meneror ayah lagi, ia ingin nyawa ayah." Ungkapnya menghapus berbagai pertanyaan yang bersarang di kepala Mina.
"Dan untuk itu ayah kesini, menghabisi nyawa ayah dan juga nyawamu," Ujarnya sambil mengeluarkan pisau.
Mina terlonjak kaget. Ternyata prediksinya benar, ini semua belum berakhir! Pada akhirnya, memang harus ada yang mati disini, dan orang itu adalah ia sendiri.
Mina menelan salivanya dengan susah payah. Ia bingung saat ini, menyerahkan diri saja ... atau kabur? Kalau ia kabur ...
"Mina gak ketemu. Tadi juga bunyi a--kok dia ada disini?!" Yeri yang baru datang dari ruang yang berlawanan dengan Mina pun terlonjak kaget. Ia melihat laki-laki itu sedang menodongkan pisau ke arah Mina.
"Oh? Ada temannya?" Laki-laki itu tersenyum sinis. "Temannya yang sombong itu, ya? Bisa sekalian, dong,"
"Kau bukannya dipenjara?!"
Laki-laki itu tertawa. Seakan-akan pertanyaan Yeri itu lawakan baginya.
"Penjara gak cukup buat menahan orang sepertiku,"
Yeri menggeram kecil. Ia mengambil handphone-nya, berniat memanggil--
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger School [99 LINE]✔
FanfictionSiapa sangka sekolah favorit ini punya rahasia yang sangat mengerikan?! ▪ "Ini tentang rahasia dua belas tahun yang lalu," "Jangan coba-coba berhenti atau lo akan mati!" ▪▪▪ ©Hak cipta dilindungi undang-undang _______________ Highest rank : #1 i...