McDonald's Breakfast

4.4K 279 0
                                    

Pancake pisang dengan potongan stroberi di sisinya hasil buatan Sera telah tersajikan di hadapanku. Aku melahapnya lalu membersihkan mulutku dengan es jeruk segar yang baru saja diperas Sera.

"Setelah makan, kamu langsung ke rumahnya Andre kan?" tanya Sera sambil mengelap mangkok dan spatula yang baru dicuci.

Aku tidak menjawab pertanyaannya sebab mulutku masih penuh pancake. Setelah menelan dan mengosongkan mulutku, aku mulai mencari alasan. "Masih pagi begini, dia belum bangun."

Sera menelengkan kepalanya sambil bersandar di counter dapur.

Tatapannya menusukku.

"Oke, aku langsung ke rumahnya habis gini." ujarku ragu.

Sera menghela napas dan memasukkan piring-piring ke laci dapur. "Cuci sendiri piringnya kalo udah. Aku mau mandi." ucapnya sambil melempar lap kemudian dia beranjak pergi.

"Siap boss."

Aku mencuci piring sehabis makan seperti yang diperintahkan Sera, lalu melompat ke sofa sambil memegang remote TV, mengganti ke saluran memasak.

Ketika Gordon Ramsay sedang meneriakkan koki yang baru saja menghanguskan daging sapi itu, kebetulan Sera sudah keluar dari kamar mandi, handuk membungkus rambutnya, dan dia sedang membersihkan telinga dengan cotton bud.

"Air panasnya nggak mau keluar dari shower." ujar Sera sambil menjijit, mengambil cangkir kopi dari laci atas dapur.

"Terus gimana?" Aku mengambil handuk dari rak sebelah kamar mandi setelah mematikan televisi.

"Ya udah, mandi pake air dingin."

Aku menghela napas pasrah. Keramik kamar mandi terasa dingin di telapak kakiku, aku berjalan cepat ke bawah pancuran, menyiapkan diri dari kedinginan. Air menerjun ke kepalaku membuat badanku menggigil. Aku cepat-cepat mengusap shampo dan sabun lalu mengeringkan badan.

Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membungkus tubuhku, kubiarkan rambutku terurai agar kering terkena angin. Aku mendengar suara orang berbicara samar-samar dan sepertinya suara itu tidak berasal dari TV – itu bukan suara Gordon Ramsay yang berteriak.

Aku menuju ke ruang tamu lalu melihat Sera sedang menuangkan secangkir kopi yang digenggam di tangan Andre. Aku menghampirinya dengan ragu, berusaha untuk melihat raut wajahnya.

Andre menoleh dan menatapku. Seketika, kami hanya menatap satu sama lain dan keheningan menimpa kami.

Kemudian ia mengeluarkan lesung pipitnya. Ia meletakkan cangkir kopinya lalu memelukku sampai kakiku melayang dari lantai. Aku menoleh ke arah Sera dari atas bahu Andre. Sera pun tersenyum simpul, salah satu tangannya memegang dadanya.

"Buat apa sih kita berantem? Coba aku tanya." ucapnya.

Aku memukul bahunya. "Mana aku tau. Kamu duluan yang mulai."

Andre terkekeh ketika aku menyubit lengannya yang keras, membuat Sera memutarkan bola mata sambil menyeruput kopi panasnya.

"Oke, udah baikan kan?? Udah ya. Cukup mesra-mesraannya. Aku baru selesai makan sarapan, jangan buat aku mual. Jalan-jalan sana. Aku mau kerja, jangan ganggu. Huss... Pergi!" Sera mengibaskan tangan ke arah kami.

Aku menyipitkan mata kepadanya kemudian menatap Andre.

"Kamu udah sarapan?" tanya Andre yang masih memegang pinggangku.

Aku mengeratkan genggaman tanganku di lehernya. "Udah sih barusan. Pancake pisang buatan Sera, enak banget. Tapi aku masih bisa makan lagi kalo kamu mau."

Andre terkekeh. "Breakfast Mcd?"

"Yeesss..."

Skyscraper DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang