Aku menyeret diriku ke kantor, pipiku memerah akibat tamparan beberapa kali saat perjalananku ke sini. Aku tidak bisa tidur. Aku tidak bisa makan. Melupakan Andre sudah cukup sulit, ditambah mencari solusi untuk Lauren yang hendak mencuri jabatanku.
Aku mencubit kerutan di antara alisku lalu membuka pintu kantorku. Kursiku membelakangi meja dan berputar sendiri. Langkahku berhenti. Apakah aku perlu memanggil pengusir setan?
Kursi itu membalik lalu aku melihat sepasang kaki jenjang tersilang rapi yang terbungkus stoking dan high heels. Senyumannya menyilaukanku.
Aku hampir mengeluarkan makian dan kata-kata kasar terkuatku. Amarahku telah sampai puncak. Namun, aku tau itu hanya akan memperburuk keadaan, sehingga aku menurunkan level makianku sedikit.
"Dasar kau wanita nggak tau malu!! Ngapain kamu seenaknya duduk di kursiku! Keluar sana!" Aku yakin aku baru saja menarik perhatian satu kantor.
Senyuman Lauren mengembang lalu tawanya meledak. "Oke, Ellie. Tenang." Ia mengacungkan telapak tangannya padaku. "Jangan ngamuk dulu."
Aku bersedekap dan memiringkan kepalaku. Lalu aku melangkah mendekat. "Cepat keluar sebelum aku panggil security."
Ia bangkit perlahan sambil melipat tangannya di dada. "Kamu tidak bisa mengusirku dari kantorku sendiri."
Mataku menyipit dan aku menggeleng. "Apa yang kamu bicarakan?"
"Oh, apakah Jaiden lupa mengatakannya padamu? Kamu dipecat, sayang. Kamu tidak bekerja di sini lagi. Aku heran bagaimana caranya kamu berhasil masuk ke sini tanpa dihadang security."
"Menurutmu ini lucu? Kau kekanak-kanakan, Lauren." ucapku sambil mendengus.
"Aku tidak bercanda, El. Aku serius."
Sebagian diriku ingin memercayainya dan sebagiannya lagi ingin menendangnya keluar dari kantorku. Aku belum bisa mengeluarkan kata-kata yang tepat.
Lauren melanjutkan. "Tadi pagi, Dewan datang ke sini, hendak berbicara denganmu. Tapi, kamu belum datang dan mereka harus segera pergi. Jadi, dia menitipkan pesan padaku." Ia mengeluarkan selembar kertas dari lacinya.
Aku merenggutnya lalu jantungku langsung terjatuh ke kakiku. Mataku menyusuri lembaran itu dengan seksama.
Dengan ini,
Diberitahukan kepada:
Nama: Elizabeth Hermawan
Jabatan: Direktur
Bahwa Castell Tour memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerja dengan Anda terhitung segera. Sehubungan dengan evaluasi dan laporan karyawan, maka kami menilai Anda tidak bertanggung jawab, tidak bertindak professional, dan tidak memiliki kedisiplinan, serta terjadinya ketidaksahan promosi pangkat atau jabatan.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja dengan Sdr. Elizabeth Hermawan. Pemutusan ini diberlakukan dengan segera dan secepat mungkin. Dan atas nama Dewan, kami menyampaikan permohonan maaf serta ucapan terima kasih atas kinerja yang Anda berikan selama ini.
Demikian surat pemutusan hubungan kerja ini kami sampaikan dan agar dapat dimaklumi, terima kasih.
Otakku terasa penat seakan mau pecah. Urat nadi leherku hendak keluar dan aku tidak bisa bernapas. Aku tidak bisa berkata-kata. Aku hanya berdiri di sana selama beberapa menit dengan mulut menganga dan kaki gemetar.
>>>>>>>>>>>
Bagian dari chapter ini dihapus karena kepentingan penerbitan. Silakan dukung dan beli ebook complete untuk mengetahui kelanjutannya... 😊
Click this link to check it out! ⬇️⬇️⬇️https://play.google.com/store/books/details?id=L91WEAAAQBAJ
Atau langsung ketik Skyscraper Desire: Eternity Publishing di kolom pencarian Google Playstore/Books
Jika ada kendala ataupun pertanyaan mengenai pembelian ebook, feel free untuk direct message me! Terima kasih readers!
>>>>>>>>>>>
Aku berusaha untuk menahan air mataku dan menyatukan pikiranku kembali sekuat tenaga. Aku butuh bertahan beberapa menit lagi, setelah itu baru aku bisa mengalami gangguan mental. Aku mengambil kardus dan mengisinya penuh dengan barang-barang di mejaku - lebih tepatnya melemparkan barang. Lalu aku mendengar ketukan.
Jaiden.
Jantungku berdegup begitu kencang saat aku melihatnya.
"Ellie, kamu mau kemana?" ucap Jaiden dengan napas berat. Kemeja putihnya kusut dan rambutnya acak-acakan.
"Kamu tau jawabannya, Jay. Aku tidak perlu memberitahukannya lagi padamu." Aku mengambil lakban dari laci. "Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Aku akan pergi dari sini secepat mungkin."
"Aku tidak tau keadaannya akan menjadi seperti ini. Aku tidak berpikir jernih saat aku menaikkan jabatanmu." Ia menghampiriku ke depan meja.
"Jadi kamu menyesal karena sudah memberikanku jabatan ini?" tanyaku.
"Aku menyesal karena telah menempatkanmu di posisi seperti ini."
"Kamu tidak perlu menyesal. Aku melakukan ini pada diriku sendiri." Aku mengangkat kardus dan berjalan memutari meja, menghadap Jaiden. "Jay, aku hanya mau berterima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku." Aku menatapnya. "I wish you luck." ucapku sambil berjalan melewatinya.
"Ellie." sahutnya.
Aku membalikkan badan. Tatapan Jaiden mendalam dan napasnya memburu. Ia menjilat bibirnya sambil berkacak pinggang dan menggelengkan kepala. "Aku akan menebuskannya untukmu. Aku akan memperbaiki ini."
>>>>>>>>>>
Sisa dari chapter ini dihapus karena kepentingan penerbitan. Silakan dukung dan beli ebook complete untuk mengetahui kelanjutannya... 😊
Click this link to check it out! ⬇️⬇️⬇️https://play.google.com/store/books/details?id=L91WEAAAQBAJ
Atau langsung ketik Skyscraper Desire: Eternity Publishing di kolom pencarian Google Playstore/Books
Jika ada kendala ataupun pertanyaan mengenai pembelian ebook, feel free untuk direct message me! Terima kasih readers!
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyscraper Desire
RomanceMeraih kesuksesan dalam karir tidaklah sulit untuk diraih Ellie dalam usia mudanya. Segala yang dimiliki Ellie di dalam kehidupannya nyaris lengkap dan sempurna. Namun, ruangan Ellie yang berseberangan dengan atasannya membuat semuanya hancur berant...