Soeun merasakan tubuhnya mati rasa saat dalam pelukan Junho. Beberapa saat sebelumnya tubuhnya terasa panas terbakar like on fire. Tak lama setelahnya tubuhnya membeku as cold as ice.
'Apa yang terjadi pada ku? Mengapa aku pasrah, tak berdaya dalam pelukannya seperti wanita gampangan.....?' pikir Soeun dengan keras.
'.... Dimana semua tekad ku bahwa aku tak akan membiarkannya menyakiti ku lagi?' lanjut Soeun dalam hati.
Soeun kesulitan menahan amarahnya. Ia menyadari betul pada siapa amarahnya tertuju. Ia tahu ia tak pantas menyalahkan Junho sepenuhnya. Apa yang barusan terjadi juga dikarena kelemahan dirinya akan pesona Junho. Kelemahan hatinya yang tak bisa sepenuhnya menghilangkan cinta pertamanya.
Apa yang barusan terjadi di antara mereka, terlepas dari ketidakadilan yang ditujukan Junho padanya, menunjukkan bahwa Soeun menginginkan pria itu.
Vice versa.
Junho juga tak mau repot untuk menyembunyikan hasratnya dari Soeun.
Soeun berdecak dalam hati ketika menyadari bahwa pria yang mengklaim dirinya membenci Soeun. Namun di saat yang sama juga menginginkan Soeun. Itu lah setidaknya yang Soeun asumsikan.
It's true, right?
Ciuman panas tadi tak mungkin terjadi jika hanya satu partisipan yang menginginkan nya. Junho juga ada di sana. Bersamanya. Keduanya memainkan peran dengan baik dalam ciuman yang barusan terjadi.
Soeun masih bisa merasakan jejak bibir panas Junho di bibirnya. Pria itu tak segan melumat bibir Soeun. Bahkan lidahnya dengan bangga mengklaim mulut Soeun tanpa izin.
Hal itu hanya membuat Soeun bertambah marah.
'...Junho tahu aku menginginkannya. Dan aku yakin ia juga dalam posisi yang sama. Tapi fakta bahwa kemampuan dirinya mengontrol perasaannya dengan cepat lebih baik dibanding denganku membuatku sangat kesal dan marah. Parahnya lagi, jika Junho tak menghentikan ciuman tadi, aku mungkin terus akan larut dan menikmati ciumannya....oh my God...where is your brain, Soeun...!!!' rutuk Soeun pada dirinya sendiri.
Soeun mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya ketika mengingat apa yang terjadi sebelumya.
****Flashback***
Soeun berlarian di kamar tidurnya. Hampir saja ia terpeleset ketika kakinya tak sengaja menginjak sebuah bungkus boneka teddy bear yang tergeletak di lantai di dekat meja riasnya. Sebuah hadiah dari Young Kwang sebagai tanda persahabatan mereka. Well, lebih tepat nya, pria itu bersikeras agar Soeun menerima boneka beruang itu.
Soeun kembali mondar mandir antara toilet dan kamar tidurnya. Ia yakin ia akan sangat terlambat dan belum siap ketika Junho menjemputnya. Heck, Soeun bahkan belum menata emosinya dengan baik untuk bertemu dengan Junho.
Soeun menatap refleksi dirinya di dalam cermin. Blouse warna gading dipadukan dengan rok motif bunga selutut menampilkan tubuh petite nya.
Soeun terkekeh pelan mengamati pilihan kostumnya hari ini. Jelas, ia bukan penyuka rok atau pakaian yang nampak feminim. Selama ini Soeun selalu nyaman mengenakan kemeja atau t-shirt yang dipadukan dengan celana jeans. Terkadang menggunakan hoddie yang longgar. Kesan tomboy selalu melekat dalam gaya berbusananya.
Dan now?
Ia nampak sangat feminim. Jauh berbeda dari kesehariannya. Apakah Soeun sengaja tampil feminim demi Junho?
Soeun berdecak tak suka ketika ide bahwa dia sengaja tampil cantik dan feminim untuk menarik perhatian Junho melintas di benaknya.
"Tidak. Aku mengubah gaya berbusana ku karena aku ingin suasana baru. Aku tak ingin tampak menyedihkan dan selalu bersembunyi di balik buku yang hanya membuat beberapa orang semakin menertawakan kekuranganku. Okay, mari tunjukkan pada dunia, bahwa Kim Soeun sudah bangkit. Kim Soeun yang lama sudah hilang. Fighting..!!!!!" Gumam menyemangati dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
His Mistake
ParanormalChild's father believes that she is who to blamed and he comes to revenge. In other side, she losts almost everything, still she is blamed for something she didn't does. Ketika ayahnya memutuskan untuk fokus pada kesedihannya ditinggal istri yang di...