Junho berulang kali menghela nafasnya. Sesekali ia merapikan kemejanya.
Terdengar kekehan dari samping Junho."Ayah tak menyangka kau bisa segugup ini. Kau bahkan tak pernah nampak gugup saat bertemu investor perusahaan besar"
Junho menoleh pada ayahnya.
"Tentu saja aku gugup, ayah. Aku sudah lama tidak bertemu dengan istriku...." Aku Junho.
Mata Junho lalu mengedar ke sekitarnya. Mengamati suasana apartemen untuk sekilas sebelum kemudian matanya kembali mendarat pada wajah Tuan Lee.
".... Ayah benar-benar menjaga Soeun selama ini. Aku benar-benar berterima kasih, ayah" lanjut Junho.
Tuan Lee menatap putranya skeptis.
"Hmm... Kau sudah tak marah lagi?"
Junho menggeleng kepalanya.
"Tidak. Setelah berpikir dengan jernih, aku memahami tindakan ayah. Aku harusnya berterima kasih pada ayah karena selama ini selalu ada untuk Soeun, selalu menjaganya dan juga calon anakku. Orang yang salah dalam hal ini adalah aku, dan aku tak bisa menyalahkan orang lain selain diriku sendiri. Tapi, aku akui aku iri karena aku tak bisa menyaksikan bagaimana Soeun melewati hari-hari kehamilannya...." Jelas Junho.
Tuan Lee terdiam menatap putranya. Pria paruh bayah itu bisa melihat kesenduan di mata putranya dan kesedihan lengkap dengan penyesalan dalam nada bicara putra nya itu.
Tuan Lee lalu menepuk pelan pundak Junho.
"Ayah harap kau memegang kata-katamu Junho. Ayah tak ingin kau menyakiti Soeun lagi" ucap Tuan Lee dengan serius.
Junho pun menganggukkan kepalanya. Lalu matanya menatap pada pintu apartemen yang berjarak tiga langkah dari keduanya.
'aku berjanji pada diri ku sendiri. Aku tak akan menyakiti wanita yang aku cintai lagi' ucap Junho dalam hati.
Tuan Lee pun mengikuti arah pandang Junho, lalu tersenyum kecil.
"Kau siap, nak?" Tanya Tuan Lee.
Pertanyaan ayahnya, membuat Junho tanpa sadar memegang jantung nya yang berdetak semakin kencang. Kegugupannya kembali.
'Akhirnya aku akan bertemu Soeun lagi' ucap Junho dalam hati.
Junho kembali menghela nafas.
"Ya. Aku siap ayah"
Tuan Lee dan Junho pun menutup jarak mereka dengan pintu. Lalu, pria paruh bayah itu menekan bel dan menunggu penghuni apartemen mewah di Jeju itu untuk membukakan pintu bagi mereka.
Dua menit kemudian.
Pintu perlahan terbuka hingga muncul sosok wanita dengan perut yang membesar. Dengan pintu yang terbuka lebar, Junho bisa melihat dengan jelas kondisi penghuni apartemen. Mengenakan dress bumil berwarna tosca selutut dengan rambut dikucir, aura keibuan nampak jelas. Dengan wajah yang nampak lebih chubby membuat wanita di pintu apartemen kelihatan menggemaskan.
"Ayah... Kau sudah datang?"
Tuan Lee tersenyum hangat lalu segera memeluk wanita hamil tua itu.
"Ya. Bagaimana kabarmu, Soeun?" Tanya Tuan Lee.
Wanita yang dipeluk oleh Tuan Lee yang tak lain adalah Soeun pun membalas pelukan pria paruh bayah itu. Lalu keduanya saling melepas pelukan.
Soeun tersenyum lembut.
"Aku baik-baik saja" jawab Soeun.
Soeun lalu menoleh ke arah samping Tuan Lee. Senyuman lembutnya memudar seketika. Matanya terpaku menatap Junho yang juga tengah menatap nya sedari pintu apartemen terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Mistake
ParanormalChild's father believes that she is who to blamed and he comes to revenge. In other side, she losts almost everything, still she is blamed for something she didn't does. Ketika ayahnya memutuskan untuk fokus pada kesedihannya ditinggal istri yang di...