Realisation

1K 123 42
                                    

Soeun bisa merasakan sesuatu yang berat menahan tubuhnya sekaligus memeluk pinggangnya ketika kesadarannya mulai kembali. Masih dengan setengah tidur, Soeun membuka satu matanya lalu segera menutupnya lagi.

'Mengapa aku selalu berada di posisi seperti ini dengannya?' keluh Soeun dalam hati.

Soeun yakin saat ini ia berada di sebuah kamar hotel. Karena jelaslah ia tak mengenali kelembutan tempat tidur yang ia tiduri saat ini. Ia pun menghela nafasnya ketika memori kejadian semalam kembali membanjiri benaknya.

Tepat berbaring di sebelahnya dan masih terlelap tak lain adalah Junho. Lengan pria itu memeluk pinggangnya. Menjaga agar tubuh Soeun berada dalam pelukannya. Berada dekat tubuh hangatnya.

Soeun kembali membuka matanya. Lalu menatap seksama pada wajah pria yang belakangan ini sering menjadi penyebab kesulitan dalam hidupnya.

Soeun bisa melihat dengan jelas perbedaan dalam Junho. Sorot kebencian dan tatapan kasarnya memudar selama pria itu menghilang dari hidupnya selama satu minggu. Stress dan kelelahan nampak jelas di wajah tampan pria itu.

'tapi pria ini tetaplah orang yang memaksakan pernikahan. Bahkan hingga saat ini. Jadi, mengapa aku merasakan kehangatan saat bangun di sebelahnya? Tsskk... Setelah semua yang ia lakukan hingga detik ini padaku.... I am really crazy' pikir Soeun. 

Soeun menjernihkan pikirannya sebelum kemudian secara perlahan ia mencoba menjauhkan tubuhnya dari pelukan Junho. Akan tetapi, Junho malah memeluknya semakin erat. Membawa tubuh Soeun lebih dekat padanya. Kaki keduanya saling bertautan dan tangan Junho yang satunya berdiam di dada Soeun. Seakan mengklaim tubuhnya.

Mata Soeun membulat. Semburat merah merona di pipinya. Soeun menatap Junho tajam lalu mengerang ketika mendapati nafas teratur pria itu. Pertanda pria itu masih terlelap.

'pria ini lancang dengan mulutnya saat sadar, dan lancang dengan tangannya saat tidur....' gerutu Soeun dalam hati.

Soeun meniup helaian rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya. Kemudian ia mencoba sekali lagi untuk melepaskan diri dari pelukan erat Junho. Soeun berhenti bergerak ketika ia merasakan perubahan nafas Junho.

Tak sampai lima detik, suara maskulin itu sampai ke telinga Soeun.

"Soeun...?"

Junho masih belum membuka matanya. Bahkan pria itu tak melonggarkan pelukannya sedikitpun.

"Lepaskan aku, Junho"

"Hmm"

Hanya gumaman yang keluar dari bibir Junho. Pria itu malah melesakkan kepalanya ke ceruk leher Soeun. Dari sikapnya Junho, Soeun meragukan pria itu akan melepaskannya segera. Not any soon.

Soeun memejamkan mata lalu menghitung di dalam hatinya. Hingga hitungan ke 10, Junho masih saja tak menampakkan tanda akan melepas pelukannya di tubuh Soeun.

'Sampai kapan ia akan memeluk ku? 11....12...' keluh Soeun dalam hati.

Sontak tangan Soeun mendorong kasar tubuh Soeun ketika ia merasakan Junho mencium lehernya.

"Jauhkan tangan dan bibirmu dariku!!!" desis Soeun.

Junho pun merenggangkan pelukannya namun tak melepaskan Soeun sepenuhnya. Pria itu lalu membuka matanya. Bertemu dengan manik hitam Soeun yang diwarnai kilat amarah.

"Jangan memulai hari dengan amarah, darling. It brings bad luck" ucap Junho dengan santai.

Soeun memilih mengabaikan Junho. Ia sibuk menjauhkan tangan Junho dari pinggangnya. Namun, pria itu sungguh keras kepala. Ia menggunakan tenaganya untuk menggagalkan upaya Soeun.

His Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang