Contradict

1.1K 113 9
                                    

"Cincin seperti apa yang kau sukai?"

Kata-kata Junho membuat Soeun tercengang. Wanita itu speechless. Ia tak menduga hal seperti itu yang akan keluar dari mulut Junho. And boy, Junho sangat pandai mengalihkan topik pembicaraan.

Cukup lama Soeun hanya diam menatap Junho yang nampak mulai tak sabaran dengan slow-respon dari Soeun.

"Aku tidak benar-benar peduli cincin seperti apa yang kau ingin untuk aku kenakan" jawab Soeun sembari mengendikkan bahunya.

'Bahkan cincin dan sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan tidak pernah terlintas di benakku sebelumnya' tambah Soeun dalam hati.

Sejujurnya, jauh di hati kecilnya, Soeun masih berharap Junho akhirnya sadar dengan apa yang ia lakukan. Sadar bahwa pernikahan yang akan terjadi antara mereka tidak akan menghasilkan apapun, selain disaster. Mengacaukan kehidupan mereka. Tidak hanya kehidupan Soeun, tapi juga kehidupan Junho.

Full of mess.

Ada sebuah pemikiran dalam diri Soeun. Pemikiran yang sudah lama ada ketika ia melihat dari kejauhan, Junho menghabiskan waktu bersama Hana di Kediaman Kim. Pemikiran bahwa ia dan Junho tidak cocok satu sama lain. They are not compatible. Their chemistry were off the charts.

Ketidak-antusiasan Soeun mengenai pembicaraan ini membuat Junho hanya tersenyum kecil.

"Kau selalu sukses mengejutkan ku, dengan sikap mu yang tak terprediksi, Soeun..."

Soeun menaikkan satu alisnya.

"...wanita manapun akan sangat senang dan antusias ketika mereka akan memilih cincin pertunangan mereka sendiri, cincin yang mahal dan mewah. Well, sejak aku yakin selera mu juga sama mahal dan mewah. Lagi pula....."

"Sayangnya kau salah, Junho. Of course, kau tak akan percaya padaku, kau sangat yakin bahwa aku tergila-gila akan kemewahan. A gold digger woman. Jadi mengapa harus capek-capek menjelaskannya padamu. Kau bisa memilih cincin apapun yang kau sukai, dan aku akan berdiri di samping mu menerima cincin itu. Like obedience slave, oh my master" ucap Soeun dengan sinis.

Ketidaksukaan sangat jelas dalam nada bicara Soeun. Well, wanita itu tak peduli jika kata-katanya sangat tajam. Ia sudah pada level dimana tak peduli jika kata-katanya sangat tidak ramah.

Junho terkejut dengan retorika Soeun.  Keterkejutan pun bergantikan dengan amusement.

"Aku bisa mencium aroma kemarahan dalam nada bicaramu. Tak pernah mengira sarkastisme ada dalam dirimu"

Pria itu nampak menikmati momen adu mulutnya dengan Soeun.

Soeun hanya memutar bola matanya ketika mendapati Junho tersenyum padanya. Tindakan Soeun hanya membuat Junho menyengir lebar.

"Tell you what... Hari ini aku ingin membuat kesepakatan dengan mu...."

"Lee Junho....." Potong Soeun.

"Jujur saja, aku lelah dengan kesepakatan dari mu. Katakan saja padaku apa yang kau ingin kan" ujar Soeun berterus terang.

Kesepakatan di balik pernikahan mereka sungguh menyakiti Soeun. Bagaimana tidak? Pria yang merupakan cinta pertamanya memaksa Soeun untuk menyepakati pernikahan mereka, dengan Keluarga Han yang menjadi taruhannya. Dari semua hal yang Soeun benci pada seorang pria kaya, bukan arogan, sikap dingin, atau keangkuhan yang paling Soeun benci. Melainkan sikap melegalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu.

Kekaguman yang Soeun rasakan untuk Junho sudah menghilang. It's clear like water bahwa di mata Soeun, Junho bukan lah pria idaman hatinya lagi. Meski rasa suka pada pria itu masih tersimpan di lubuk hatinya.

His Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang