Trapped

1.1K 120 18
                                    

Soeun tengah duduk di depan laptopnya. Ia sedang mencari informasi lowongan pekerjaan di bidang design ruangan. Sejak keluar dari rumah sakit, Soeun pun juga memutuskan untuk resign dari posisinya sebagai tim kreatif di perusahaan ayahnya. Ia ingin lepas dari ayahnya.

Soeun telah memutuskan untuk keluar dari hidup ayahnya. Tapi tidak berarti ia tidak menganggap Tuan Kim sebagai ayahnya.

Hanya saja bagi Soeun, cukup sudah ia mengemis kasih sayang dan perhatian selama bertahun-tahun. Menjauh dari kehidupan ayahnya juga ia lakukan demi kebaikan ayahnya. Karena Soeun tahu betul tiap kali mengingat wajahnya, ayahnya itu pasti akan teringat pada Hana yang telah tiada.

Soeun menghela nafas. Lalu mematikan laptopnya. Ia tak bisa berkonsentrasi saat ini. Tidak, ketika pikirannya sangat kacau. Sejak kunjungan terakhir Junho lima hari yang lalu, Soeun kesulitan untuk tidur nyenyak. Ia sering terjaga di malam hari. Kata-kata terakhir Junho sebelum meninggalkan apartemennya selalu terngiang di benaknya.

Soeun lalu menopang dagunya di meja.

"Pasti ada cara agar aku bisa terbebas dari perangkap Junho. Ya... Pasti ada cara" gumam Soeun.

Lima menit kemudian.

"Arggghhh.... Aku tak bisa menemukan ide apapun agar Junho setuju untuk tidak meneruskan pernikahan ini" ucap Soeun dengan frustasi sembari mengacak rambutnya.

Soeun lalu perjalan ke tempat tidurnya. Lalu merebahkan tubuhnya di sana. Ia pun menatap langit-langit kamar tidurnya.

"Aku tidak bisa menikah dengan Junho karena itu berarti aku melepas kebahagiaan dan masa depanku. Aku banyak mengalah selama ini, haruskah aku melakukannya lagi?" Ujar Soeun dengan suara yang pelan.

Soeun memejamkan matanya.

'Tidak Soeun. Ini kebahagiaanmu. Yeah. I need to fight it' pikir Soeun penuh dengan tekad.

Sontak Soeun membuka matanya.

"Baiklah, aku akan mencoba bicara lagi dengannya. Mungkin saja sekarang ia sudah lebih tenang dan bisa berpikir rasional. Dan menyadari ide pernikahan itu absurd" ucap Soeun dengan optimis.

Secepat kilat Soeun pun bangkit dari tempat tidur lalu berjalan mengambil iphone nya yang terletak tak jauh dari laptopnya berada. Soeun pun mencari sebuah nama dalam kontak iPhone nya. Ketika ia menemukannya, Soeun pun tanpa ragu membuat panggilan telepon.

"Ya, darling. Aku telah menunggu panggilan telepon dari mu"

Terdengar suara maskulin dari seberang telepon.

Soeun menghela nafasnya. Lalu berjalan kembali ke tempat tidurnya.

"Bisakah kau berhenti memanggilku dengan panggilan seperti itu. I'm not your darling, Lee Junho" ucap Soeun.

Kekesalan terdengar dalam nada bicara Soeun. Sedang yang di seberang telepon hanya terkekeh.

"So, apakah kau akan memberiku jawaban? What is it?"

Soeun lagi-lagi menghela nafasnya. Ia nampak mengumpulkan keberaniannya sesaat sebelum kembali membuka mulutnya.

"Aku menolaknya"

"Hmmm?"

"Aku tak akan menikah dengan mu, Junho. Please, kau tidak mencintaiku. Pernikahan ini hanya akan membuat kita berdua tersiksa. Kau akan menghancurkan masa depanmu jika kita masih melaksanakan pernikahan ini. Juga masa depan ku. Dan kau juga tak akan berbuat yang buruk pada keluarga Hyerin unnie. Kau pria yang baik, Junho. Jangan menyakiti orang lain yang sama sekali tak bersalah. Aku yakin kau tak sekejam itu" jelas Soeun panjang lebar.

His Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang