Revelation

1.2K 129 15
                                    

"Bagaimana kabar mu dan cucu ku?"

Soeun terkekeh mendengar suara berat dari seberang telepon.

"Kami baik-baik saja" jawab Soeun.

"Apakah kau masih merasakan nyeri di perut mu?" Tanya pemilik suara berat dari seberang telepon.

Senyuman manis mengembang di wajah Soeun.

"Apakah kau sudah meminum susu untuk wanita hamil? Ah, jangan lupa dengan vitamin yang diberikan dokter. Uhm, apakah kau dan cucuku tidur dengan nyenyak, cuaca di Seoul sangat dingin. Apakah penghangat ruangan di apartemen mu berfungsi dengan baik? Jika kau merasa...."

"Aku dan cucumu yang ada di kandungan ku baik-baik saja, ayah. Ayah terlalu cemas" potong Soeun pada seseorang di seberang telepon.

"Tentu saja pria ini cemas, ayah masih ingat dengan jelas apa yang dikatakan dokter tujuh bulan lalu, Soeun. Jujur saja, kecemasan itu masih tertanam sampai hari ini. Apalagi sekarang kehamilan mu hampir memasuki bulan ke delapan....."

Suara dari seberang telepon pun terhenti. Tak perlu bertanya, Soeun bisa menebak ke arah mana pikiran lawan bicaranya itu menuju. Kesenduan pun membayangi wajah Soeun ketika ia juga mengingat hari itu.

***Flashback***

Soeun hanya termangu menatap Dokter Jung di depannya. Otaknya seakan membeku. Bibirnya pun membuka dan menutup, namun tak ada satu patah katapun yang keluar. Jika tak ada kembang kempis dada sebagai bukti aliran udara dan kerjapan mata sesekali, Dokter Jung di hadapannya mungkin berpikir bahwa Soeun sudah tak bernyawa. Bak jiwanya telah meninggalkan raga.

Berbeda dengan reaksi Soeun, pria paruh bayah yang mengenakan jas menandakan bahwa pria itu adalah orang berkelas, malah menatap tajam Dokter Jung yang sebaya dengannya itu.

"Jangan main-main dengan ku, dokter. Omong kosong apa itu?"

Wanita paruh bayah yang mengenakan jas putih itu hanya tersenyum memahami reaksi dua orang di hadapannya.

"Dengan sangat menyesal, Tuan Lee, berdasarkan semua hasil pengecekan yang telah dilakukan, suatu keajaiban bahwa menantu anda bisa mengandung. Namun, efek kecelakaan itu ternyata jauh lebih berat dari yang diperkirakan. Kehamilan Soeun sangat beresiko besar...."

Dokter Jung pun menghentikan perkataannya untuk kemudian mengulangi pernyataan yang telah ia sampaikan beberapa menit yang lalu.

"Kami menyarankan Soeun untuk menggugurkan kandungannya selagi usia kehamilan masih sangat belia"

Tuan Lee pun bangkit dari duduknya.

"Aku tak percaya pada hasil diagnosa rumah sakit ini. Pasti ada kesalahan...."

Tuan Lee lalu menatap pada Soeun yang masih membeku.

"Ayo, Soeun. Ayah akan mengantarkan mu ke dokter lain yang tak akan membual terkait kehamilan mu. Ayah akan mengantarkan mu ke rumah sakit terbaik dimanapun" tukas Tuan Lee.

Dokter Jung tidak tersinggung dengan perkataan ayah mertua Soeun itu. Ia paham betul betapa berita yang ia sampaikan merupakan berita yang akan sulit diterima. But, that is truth.

"Anda pasti tahu reputasi saya sebagai dokter kandungan dan kredibilitas rumah sakit ini. Saya telah berulang kali mengecek hasil tes dan USG dari Soeun. Tapi hasilnya tetap sama, Tuan Lee. Please, Tuan Lee, saya paham semua ini berat, tapi meski menyakitkan itulah kenyataannya"

Tuan Lee menatap tajam Dokter Jung di hadapannya. Pria paruh bayah itu pun mencerna semua perkataan Dokter Jung.

'Dokter Jung benar. Tak ada dokter kandungan di Korea yang bisa menyaingi kredibilitasnya sebagai seorang dokter kandungan. Dan aku juga tahu betul rumah sakit ini adalah rumah sakit terbaik di negara ini....'

His Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang