── O5

510 81 8
                                    

Kemarin Aruna benar-benar dibuat kesal setengah mati oleh pemuda dengan nama belakang Adhyasta itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin Aruna benar-benar dibuat kesal setengah mati oleh pemuda dengan nama belakang Adhyasta itu. Pasalnya, sudah membuat Aruna mengomel tidak jelas macam salah obat, eh waktu pulang malah Aruna kembali diajak mati untuk kedua kalinya sebab dua kali Reksa menyalip truk besar dengan muatan yang hampir overload. Lalu ada pula mobil yang melaju dari arah yang berlawanan kala itu. Walau tidak secara terang-terangan, Aruna paham sekali bahwa Reksa mengajaknya mati muda kemarin. Kurang ajar.

Aruna masih sibuk misuh-misuh sendiri sejak bangun tidur kala dirinya membuka ponsel kembali setelah sekitar 11 jam memilih untuk tidur. Untung hari ini hari libur jadi Aruna masih bisa menebar kasih sayang dengan berdekatan dengan si kasur lama-lama.

Tapi sialnya, anak semata wayang dari keluarga kecil di rumah seberang itu tidak akan membiarkannya berpacaran dengan kasur beserta bantal di kamarnya. Sebab jam segini saja ia sudah menelfon Aruna untuk tidak menolak ajakannya makan bubur ayam - lagi. Kesal bukan main lagi kala pemuda itu menyuruhnya untuk segera berganti pakaian sebab Reksa sudah menunggu sembari menonton Daniel bermain PlayStation dengan anak tetangga.

Mau tak mau, daripada ia dipanggil Daniel keras-keras karena membuat Reksa menunggu lama, akhirnya ia mengganti pakaiannya dan memakai jaket bomber berwarna abu-abu yang Daniel belikan untuknya kala study tour kelas delapan. Kakinya ia bawa melangkah gontai menuju ruang keluarga yang berhadapan langsung dengan kamarnya.

Ia mendaratkan bokongnya pada sofa empuk dan hampir menutup matanya kembali tepat sebelum Reksa duduk di sebelahnya dengan kuat-kuat dan tersenyum lebar meledek.

"Ey,, mau tidur lagi lo?" tanya Reksa. Setelah mendudukkan dirinya di sebelah Aruna.

"Nggak, mau debus gue." Aruna kesal. Sungguh.

"Lah kok ngambek. Ayo lah sekarang aja biar lo gak tidur lagi." Reksa berdiri dengan tangan yang menggenggam tangan Aruna lalu menarik gadis itu untuk berdiri. Sayangnya bukannya berdiri, Reksa hanya berhasil mengubah posisi duduk Aruna menjadi tegak. Iya, Aruna menggunakan kekuatan dalam agar Reksa tidak dapat membuatnya berdiri.

"Dek Iel, Bunda sama Ayah pulang nggak?" tanya Aruna. Daniel menengok sebentar lalu kembali fokus bermain game.

"Nggak kak, katanya masih ada urusan di sana. Jadi ya nggak pulang dulu sampai selesai." Jawab Daniel yang ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Aruna.

"Kak Nana sama bang Reksa mau makan di luar nih. Adek mau apa? Nanti kakak beliin."

"Samain aja kaya kak Nana."

"Riki mau juga atau udah sarapan?" tanya Aruna lagi.

"Riki sih udah sarapan tadi. Tapi kalo kak Nana mau beliin juga buat Riki ya gak apa-apa. Riki makan. Rejeki itu nggak boleh ditolak kata Mama." Jawab Riki sembari menunjukkan cengiran lebarnya yang setelah itu langsung hilang sebab mobil yang sedang ia mainkan sekarang sudah tersalip oleh milik Daniel.

REKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang