Kita adalah pernah,bukan punah
•••Happy Reading!
Anggara mengunyah permen karetnya dengan kedua bola mata menatap kearah dua orang pasangan yang sedang tertawa bahagia.
"Lo gak akan bisa bahagia,sampai kapanpun lo gak akan pernah bisa bahagia!"
"Lo tunggu apa yang bakalan gue lakuin buat nyingkirin lo" Sambung Anggara lalu ia membuang sisa permen karetnya dan segera pergi berlalu.
Anggara berjalan kearah Cia dan juga Dhirga. Ia mendorong bahu Cia cukup kuat. Membuat sang empu memajukan badannya mendekati Dhirga. Dengan sigap Dhirga langsung memegangi pundak Cia agar ia tidak terjatuh.
"Kalau jalan mata dipasang..." Kesal Dhirga menatap tajam Anggara.
Anggara memutar tubuhnya menghadap Dhirga lalu ia tersenyum miring "Kenapa nggak suka?" Tantang Anggara.
"Pergi,gue gak mau ribut" Ucap Dhirga
"Bilang aja lo takut,pembunuh"
Dhirga menggertakan rahang nya "Berenti panggil gue dengan sebutan itu,anjing!" Lalu dirinya melangkah maju mendekati Anggara.
Cia yang melihatnya pun dibuat panik.
"Aduh! Gimana ini..." Batin Cia.
"Kenapa? Lo ngerasa kesindir,udah sadar kalau emang pembunuh?"
"Diem lo! Gue gak pernah ngebunuh siapa-siapa bajingan" Emosi Dhirga yang langsung menonjok wajah Anggara.
Cia yang melihatnya pun kaget setengah mati. Ingin melerai tapi dirinya takut. Orang-orang disekitar nya hanya melihat Dhirga dan Anggara bertengkar tanpa ada yang ingin membantu melerai kedua nya
Untungnya Putra, Alan dan juga Nilo datang tepat waktu dan melerai mereka berdua.
"Ga,udah" Ucap Nilo menarik tangan Dhirga agar menjauh dari Anggara.
"Gue nggak pernah takut sama lo!" Teriak Dhirga masih ingin memukuli wajah Anggara yang tersenyum remeh.
Anggara maju selangkah mendekati Dhirga lalu ia berbisik "Cewek lo cantik juga. Boleh kali gue ajak main sebentar" Bisik Anggara.
Rahang Dhirga mengeras matanya menatap tajam kearah Anggara.
Anggara beralih maju mendekati Cia. Ia menarik tangan Cia yang kini sedang diselubungi rasa panik.
"Cantik juga,mau main sama gue gak?" Ajak Anggara ingin meraih tangan Cia tapi Dhirga lebih dulu menarik Cia mendekati nya.
"Urusan lo sama gue,gak usah ganggu dia" Ucap Dhirga.
Anggara tersenyum lalu ia pergi meninggalkan Dhirga dan juga yang lain nya.
Dhirga beralih menatap Cia "Aku anter kekelas. Nanti pulang sekolah jangan keluar kelas, tunggu aku jemput didepan kelas kamu. Jangan mau kalau Anggara ngajak kamu pulang" Ucap Dhirga yang telah mengganti kata lo gue menjadi aku kamu saat berbicara dengan Cia.
Cia tersenyum lalu ia mengangguk "Oke siap..." Ucap Cia.
Dhirga mengacak rambut Cia gemas...
"Gue anterin Cia bentar,duluan aja ke kelas"Ucap Dhirga kepada ketiga temannya.
•••
Hari ini tak biasanya Anggun menunggu Cia pulang sekolah. Ia terlihat gelisah sesekali melirik handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACILLA (TAMAT)
Teen Fiction~Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa di sebut jatukrama~ Dua remaja yang dipertemukan secara tidak sengaja,membuat keduanya memiliki ikatan hubungan. Seorang ketua osis yang selalu berlangganan dengan laki-laki brandal,musuh nya di sekolah. Ac...