Chapter 39

32.3K 1.2K 43
                                    

Pict di atas adalah mulmed Cia💛

Diruang kelasnya, Cia masih merenungkan tentang kejadian di lapangan sekolah. Ia memikirkan bagaimana dengan keadaan Dhirga saat ini.

"Ci!! Kok lo bengong terus dari tadi?" Tanya Ara menatap Cia.

"Gak apa-apa kok!" Balas Cia menatap Ara.

"Lo ketemu sama siapa sih di perpustakaan tadi? Kok pulang-pulang bengong kayak gini!" Tanya Ara.

"Gak ketemu sama siapa-siapa!" Balas Ara.

"Dhirga?" Tebak Ara mengernyit bingung.

"Nggak!" Balas Cia terdengar ketus.

"Bohong lo!! Gue tau gimana perubahan sikap lo kalau ketemu sama Dhirga!" Ucap Ara.

"Gue tadi nggak sengaja ngelihat lapangan ramai! Terus gue deketin pas gue ngedeket, gue lihat Anggara sama Anjas berantem" Ucap Cia.

"Terus? Kok bisa mereka berantem?" Tanya Ara.

"Gue nggak tau kenapa mereka bisa berantem soalnya pas gue mau misahin mereka berdua tiba-tiba Dhirga cegah gue buat nggak nge'deketin mereka berdua" Sambung Cia.

"Cieee yang dilindungi sama mantan" Goda Ara mencolek dagu Cia.

"Apa'an sih!! Siapa yang dilindungin?" Tanya Cia menatap Ara dengan tatapan kesal nya.

"Lo dilindungin sama Dhirga! Itu artinya kalau dia masih peduli sama lo!" Balas Ara.

Cia memutar bola mata nya malas. Sangat tidak mood untuk membalas ucapan Ara. Cia teringat dengan permohonan maaf Dhirga di perpustakaan tadi.

"Lo pulang naik taxi lagi, ci?" Tanya Ara.

"Nggak tau! Tapi kayak nya iya" Balas Cia.

"Kenapa nggak bawa mobil sih! Gue gemes deh sama lo! Di ajak bareng nggak mau tapi mau nya naik taxi yang ongkosnya mahal kayak gitu" Ucap Ara.

"Gue nggak mau ngerepotin orang lain" Balas Cia.

"Nggak ngerepotin, Ci! Pulang bareng gue ya nanti?" Ajak Ara tapi Cia tetap menggelengkan kepalanya.

"Auuu Ahh!! Serah lo!" Balas Ara lalu kembali menatap buku catatan nya.

◼️◼️

Saat ini Cia sedang berdiri di halte dekat sekolahnya. Menunggu taxi lewat agar ia bisa segera pulang. Hampir setengah jam ia berdiri disini namun tak ada satu pun taxi yang lewat hingga motor Dhirga berhenti didepan nya.

"Ayo pulang!" Ajak Dhirga menatap Cia dibalik helm nya.

"Nggak! Gue masih mau nunggu taxi!" Tolak Cia masih keras kepala.

"Ayo!" Ajak Dhirga dengan nada tegas tapi terdengar lembut.

"Lo pulang aja!! Nggak usah ngajak gue" Tolak Cia.

"Acilla!!" Kini Dhirga memanggil dengan nama asli nya bukan nama panggilan.

"Gue nggak mau!!" Cia masih keras kepala dengan keputusan nya.

"Lo mau sendirian disini?? Mau nunggu preman-preman yang sering lewat sini!? Mau jadi cewek ganjen yang mau berdiri disini sampai sore?? Iya!!? Gue anterin, nggak usah keras kepala jadi cewek!" Ucap Dhirga.

"Apa-apa'an sih lo!! Sana pulang!" Ucap Cia dengan nada mengusir.

"Acilla Fleandra!!" Kini Dhirga memanggil nya dengan nama kepanjangan dan terlihat dari sorot mata nya jika ia menahan emosi.

ACILLA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang