44

29.9K 1K 6
                                    

Hari telah berganti malam dan kini Cia, Ara dan Lenata sudah bersiap di rumah Cia. Ara memang sudah berkenalan dengan Lenata dan mereka saat ini sudah cukup dekat.

"Bibir gue nggak merah banget kayak yang ulang tahun kan??" Tanya Ara menatap diri nya dari pantulan cermin.

"Ini rambut gue gimana sih?? Kok kayak nggak rapi gitu!!" Lenata menyahut dan berdiri di samping Ara.

Berbeda dengan Cia yang sedari tadi biasa-biasa saja. Ia saat ini sedang melirik jam tangan berwarna silver di pergelangan tangan nya. Raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sudah mulai kesal dengan dua perempuan di hadapan nya ini.

"Lo berdua mau ke pesta atau ke clubbing, lama banget!!" Ucap Cia membuat ke dua perempuan itu menoleh ke belakang.

"Cantik se'malem gak apa-apa kali, Ci! Emang nya kayak lo! Apa'an make-up lo natural kek gitu! Berasa nggak lo oles" Ucap Lenata.

"Buruan! Gue tunggu di mobil!" Ucap Cia meninggalkan mereka.

"Kok lo betah sih temenan sama Cia?" Tanya Lenata.

"Betah lah! Dia orang nya sabar pakek banget! Ibu Fatmawati aja kalah sama dia" Balas Ara membuat Lenata mencibir.

"Apa sambungan nya sama Ibu Fatmawati! Lo mah bercanda mulu kalau sama gue!" Ucap Lenata lalu menarik tas kecil berwarna putih di atas tempat tidur.

"Ayo, ra!!" Ajak Lenata membuat Ara mengangguk dan berjalan mengikuti Lenata.

🌧️🌧️

Dengan lampu-lampu tumberlight yang berwarna-warni beserta rangkaian bunga yang terlihat Indah dari pintu masuk. Lenata, Cia dan Ara berjalan ke ruangan itu. Cia yang mengenakan dress selutut berwarna hitam, Lenata yang mengenakan dress berwarna hijau tosca dan Ara yang mengenakan dress berwarna biru langit. Membuat orang-orang melihatnya dengan tatapan kagum.

Begitu pula dengan Dhirga dkk yang berdiri tak jauh dari Cia, Ara dan Lenata. Anggara yang sedang meneguk sirup, mata nya langsung terfokus pada ketiga perempuan itu termasuk Lenata.Mata nya seketika membulat ketika melihat sosok yang selama ini ia cari ada didepan mata nya.

"Ga! Itu Lenata?" Tanya Anggara kepada Dhirga.

Dhirga mengernyit bingung menatap Anggara tapi sedetik kemudian ia ikut membelalakan matanya.

"Dia balik lagi ke indonesia!" Ucap Dhirga.

"Gue masih nggak percaya ini!" Ucap Anggara.

"Samperin sana!! Ntar ilang lagi, galau lagi lo nya!" Ucap Putra menyenggol bahu Anggara.

Anggara berjalan mendekati mereka ber-3. Ketika ia sudah berada di samping Lenata, ia menyapa nya dengan suara yang terdengar gugup.

"Hai!" Sapa Anggara membuat ke-3 perempuan itu menolehkan kepalanya menatap Anggara.

Cia tersenyum ketika melihat laki-laki ini. Masa lalu Lenata perlahan-lahan akan terselesaikan.

"Hh.. aaii!" Balas Lenata menatap Anggara.

"Gue kangen!" Ucap Anggara lalu memeluk Lenata nya begitu erat takut jika perempuan ini akan pergi lagi.

Lenata membalas pelukan Anggara dengan tangis yang ia tahan. Ia sangat merindukan sosok pelindung nya ini, ia rindu dengan canda tawa laki-laki ini, ia rindu dengan bau parfum Anggara yang menjadi candu nya, ia sangat merindukan Anggara teman SMP nya dulu.

"Gue balik, Ga!" Ucap Lenata masih berada di pelukan Anggara.

"Tetap disini, ta! Gue nggak mau lo pergi!" Balas Anggara.

ACILLA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang