Brakk
Anggara memukul meja kantin yang sedang ditempati oleh Dhirga dkk. Putra berdiri dan langsung mencengkeram kerah baju Anggara. Dhirga masih duduk ditempatnya tanpa ingin melerai mereka berdua.
"Dateng-dateng langsung gebrak meja kita, maksud lo apa!! Pengen mancing emosi kita?!" Tanya Putra yang masih mencengkram kerah baju Anggara.
Tangannya sudah ingin menonjok wajah Anggara, tetapi suara Dhirga memberhentikannya.
"Nggak usah kotorin tangan lo buat nonjok sampah kayak dia!" Ucap Dhirga dingin dan berjalan mendekati Anggara.
Putra menatap tajam Anggara lalu ia melepaskan cengkeramannya. Sedangkan Anggara menatap Dhirga sinis.
"Sampah?" Tanya Anggara dengan tertawa sumbang.
"Lo nggak ngaca? Diri lo sendiri lebih dari sampah!" Sambung Anggara menatap Dhirga sinis.
"Penghianat kayak lo nggak pantes sekolah disini!" Ucap Dhirga lalu ia berlalu meninggalkan Anggara yang mengernyit bingung.
👑👑
Dhirga dkk berjalan kearah kelas Cia. Bel Istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu. Alan melontarkan senyuman mautnya kepada siswa-siswi yang berada dikoridor, membuat mereka memekik tertahan.
"Lan? Udahlah pecat aja itu bibir!" Ucap Nilo ditengah perjalanan.
"Ntar gue nggak ada bibir!" Balas Alan menatap Nilo tajam.
"Ya baguslah, daripada itu bibir bikin telinga gue panas denger bisikan-bisikan sekaligus teriakan syaiton" Ucap Nilo.
"Sehari nggak berantem bisa?!" Tanya Putra yang mulai jengah dengan mereka berdua.
"Nggak!"
"Nggak!"
Balas mereka berdua kompak.
"Ngapa lo ngikut-ngikut gue?!" Tanya Alan.
"Stroberi Mangga Apel, Sorry nggak level!" Balas Nilo dengan gaya lebay.
"Najis!!" Teriak Alan tepat didepan telinga Nilo.
"Berisik!" Ucap Dhirga lalu ia meninggalkan teman-temannya dibelakang.
Putra mengikuti Dhirga Sedangkan Alan dan Nilo masih beradu mulut.
Dhirga dan Putra lebih dulu tiba dikelas Cia. Mereka berdiri didepan pintu kelas dan menatap Cia dkk yang terlihat sedang bercerita, entah itu bergosip atau tidak...
Cia yang menyadari kehadiran Dhirga didepan kelasnya pun menoleh kearah pintu kelas. Ia melihat sosok tinggi yang sedang tersenyum kearahnya. Cia membalas senyuman Dhirga. Teman-temannya terlihat bingung melihat Cia yang senyum-senyum sendiri. Karena penasaran mereka menolehkan kepalanya kearah yang Cia tatap. Dan seketika teman-temannya tersenyum penuh arti.
"Udah sana! Pangerannya udah nungguin" Usir Mega terkekeh.
"Jangan diliatin aja, Ci! Samperin gih!" Sambung Hilda.
Cia menatap kearah teman-temannya dengan mendengus kesal. "Bilang aja kalau ngusir!" Ucap Cia lalu meninggalkan Mega dan Hilda.
Cia kini berdiri didepan Dhirga disamping laki-laki Ini ada Putra.
"Hai, Ci" Sapa Putra.
"Hai" Balas Cia.
"Kantin yukk!" Ajak Dhirga.
"Nggak deh! Aku sama mereka aja. Maaf ya" Ucap Cia.
"Ya udah aku juga ikut!" Ucap Dhirga tersenyum kearah Cia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACILLA (TAMAT)
Teen Fiction~Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa di sebut jatukrama~ Dua remaja yang dipertemukan secara tidak sengaja,membuat keduanya memiliki ikatan hubungan. Seorang ketua osis yang selalu berlangganan dengan laki-laki brandal,musuh nya di sekolah. Ac...