Chapter 31

29.9K 1.1K 10
                                    

Bukan karena kalah,tapi tau menang tak selalu membahagiakan
•••

Happy Reading!

Raut wajah Dhirga saat ini terlihat antara marah, sedih, atau menyesal. Dhirga melihat Cia dan Anggara sedang memakan es krim sambil bercanda ria,akhir-akhir ini Dhirga sering melihat Cia dekat dengan Anggara.

Moodnya sudah dirusak oleh kedua remaja itu yang saat ini berhasil membuat nya merasa cemburu.

Akhirnya Dhirga berjalan mendekati mereka berdua dengan emosi yang tertahan.

Saat tiba didepan mereka,Dhirga langsung menarik kerah baju Anggara dan melayangkan tinju'an nya membuat Cia dan pengunjung lainnya kaget.

"Gak tau malu lo" Bentak Dhirga masih memandang kearah Anggara yang sudah jatuh tersungkur.

"Dhirga apa-apa'an sih!" Panggil Cia memandang Dhirga tapi Dhirga hanya menatap nya sekilas.

"BANGUN LO!!" Teriak Dhirga lalu menarik kerah baju Anggara dan kembali memukuli nya.

"Dhirga berhenti!" Teriak Cia berusaha melerai karena ia sudah melihat darah keluar dari sudut bibir Anggara.

"Lo yang pengecut! Lo pengecut arghh" Teriak Dhirga tak henti-henti nya memukuli Anggara.

Akhirnya datang dua orang satpam melerai mereka berdua. Cia yang melihat Dhirga telah dijauhi dari Anggara langsung menarik lengan Dhirga agar laki-laki itu ikut dengannya.

•••

"Cukup Ga! Cukup ngelakuin hal bodoh kayak tadi" Ucap Cia menatap marah Dhirga.

Dhirga menatap manik mata Cia yang sudah terlihat berkaca-kaca. Tatapan itu,tatapan yang dulu selalu menatap nya dengan lembut, menatap nya dengan tatapan sayang sudah berganti dengan tatapan marah dan tak suka.

"Gue cemburu..." Balas Dhirga dengan mata masih betah menatap wajah Cia.

"Cemburu apa? Bukannya gue sama lo udah gak ada apa-apa lagi, kenapa lo harus cemburu?" Tanya Cia dengan suara bergetar menahan tangis.

"Gue masih sayang sama lo" Balas Dhirga menggenggam tangan Cia.

"Sayang?" Tanya Cia dengan senyum miring.

"Lo bilang, kalau lo sayang sama gue? Lo nggak sadar apa yang udah lo lakuin sama gue? Lupa apa aja yang udah lo bilang sama Anggara tentang gue? Gue cuma cewek munafik,kan?"

"Udah cukup sama hina'an lo buat gue. Apapun yang lo lakuin buat pertahanin semuanya udah percuma. Hubungan kita udah selesai,Ga! Gue udah bener-bener cape sama semuanya,gue mohon jangan pernah lakuin hal bodoh kayak tadi. Apa dengan lo mukulin Anggara,akan buat semuanya jadi baik-baik aja? Gak,Ga!"

Cia sudah meneteskan air matanya hal itu membuat Dhirga berusaha menggenggam tangan Cia tapi buru-buru perempuan itu langsung pergi meninggalkan Dhirga.

Saat ini Cia duduk berdua dengan Anggara disebuah kursi depan cafe. Laki-laki yang duduk dihadapan Cia tersebut meringis pelan saat tangan putih Cia mengobati luka nya.

"Maaf,ya"Ucap Cia selesai mengobati luka Anggara.

"Bukan salah lo,Ci"

"Dia bener-bener keterlaluan sampai buat lo babak belur kayak gini"

Anggara menarik sudut bibirnya sedikit "Jangan nyalahin mantan, gitu-gitu pernah jaga'in lo dari gangguan gue haha"gelak Anggara terdengar pelan.

"Dih,gak jelas"Kesal Cia menatap sinis Anggara.

"Gue anter'in balik"Ajak Anggara.

"Gak usah,gue naik taxi aja. Kasian lo harus bolak-balik"Tolak Cia tak ingin menyusahkan Anggara.

ACILLA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang