Chapter 19

36.8K 1.1K 7
                                    

Anggara dan Anjas berjalan kearah gedung IPS, mereka terlihat akrab membuat siswa yang melihatnya pun mengernyit bingung. Terdengar suara bisikan.

"Bukannya itu anak SMA Gerstar?"

"Ehhh!! Itu Anjas kan? Yang sepaket sama Anggara!"

"Nambah satu lagi nih hama!"

"Cogan kok numpuk ya??"

Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan mereka yang Terdengar samar-samar oleh Anjas dan Anggara.Tapi mereka menghiraukannya.

Dhirga-Cia POV

"Pulang sekolah bareng ya?!" Ajak Dhirga.

"Iya" Balas Cia

"Tapi aku keruang Tata Usaha dulu. Pak Muchtar tadi mau ketemu sama aku" Sambung Cia.

"Aku tunggu'in" Balas Dhirga menggenggam tangan Cia.

"Ga?" Panggil Cia.

"Iya?" Balas Dhirga menatap Cia.

"Jangan bikin aku nangis ya suatu saat nanti? Aku nggak mau!" Ucap Cia pelan.

"Kenapa ngomong kayak gitu?? Nggak mungkin aku bikin kamu nangis. Aku nggak suka kalau orang yang aku sayang nangis, apa lagi karena diri aku sendiri! Aku janji!" Ucap Dhirga memberikan jari kelingking nya didepan wajah Cia.

"Janji!!" Balas Cia lalu menautkan jari kelingking nya ke jari kelingking Dhirga.

Mereka kembali berjalan menyusuri koridor sekolah. Dhirga akan mengantarkan Cia kekelas perempuan itu. Dijalan pun tak banyak yang bicara, hanya percakapan tadilah yang menjadi percakapan singkat mereka. Dhirga memandang punggung Cia yang kini berjalan didepannya.

"Kenapa gue bisa kenal sama cewek kayak lo?!" Batin Dhirga.

"Lo perempuan yang bisa bikin gue lupa sama Masalah Hidup gue. Lo perempuan yang bisa bikin gue inget sama sosok mama! Lo yang udah bikin hati gue suka sama lo! Lo alasan gue buat bisa bertahan hidup!" Jeritan hati Dhirga kembali bersuara.

"Dan Ini semua cuma karena ACILLA FLEANDRA!!" Batin Dhirga tersenyum tipis.

👣👣

Anggara dan Anjas kini sedang berada didalam kelas. Mereka terlihat seperti membicarakan sesuatu.

"Jadi, Dhirga udah punya pacar?" Tanya Anjas memastikan.

"Iya! Dia udah punya pacar tapi gue nggak terima sama apa yang udah dia perbuat. Lo sendiri yang bilang kalau Lenata meninggal karena dia dan sampai sekarang jasad Lenata belum ditemukan!" Ucap Anggara menatap lurus kearah lapangan.

"Lo mau perhitungan sama dia?" Tanya Anjas.

"Lo liat aja ntar! Secepatnya gue bakalan bikin dia jatuh sejatuh-jatuhnya!!" Ucap Anggara dengan sorot mata yang menyimpan sejuta kebencian.

👣👣

Kini Cia sudah berada didalam kelas bersama teman-temannya. Hilda yang matanya sedang terfokus dengan Handphone nya dan Mega yang sedang menyalin catatan minggu lalu dari buku Cia.

Cia Hanya bisa mendengus kesal karena hanya dirinya lah yang tidak memiliki kesibukkan.

"Bosen!" Gerutu Cia sedikit keras guna memberi kode dengan teman-temannya.

"Nggak denger!" Balas Hilda.

Cia mendengus kesal menatap Hilda lalu ia berkata "Telinga lo sejak kapan jadi tutup panci?? Kok bisa budek sih?!" Ucap Cia.

ACILLA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang