Bel pulang sekolah berbunyi, Cia membereskan buku-bukunya yang masih berserakan diatas meja. Mega yang sedari tadi terlihat pucat hanya diam dan terlihat lesu. Hilda yang masih setia memungut sampah dibawah mejanya walaupun ia hari ini tidak dijadwalkan untuk piket kelas.
"Pulang sama siapa, Me? Kok akhir-akhir ini muka lo pucet sih?" Tanya Cia.
"Dijemput sama ayah, Ci. Gue nggak apa-apa kok" Balas Mega disertai senyuman.
Cia merasa bahwa akhir-akhir ini Mega lebih sering tersenyum dan jarang sekali bertengkar dengan Hilda.
"Pulang yuk!" Ajak Hilda.
"Ya udah yuk" Balas Cia.
Mereka bertiga akhirnya berjalan keluar kelas. Tiba-tiba mereka dikejutkan karena kehadiran Anggara yang sedang berdiri didekat pintu kelas Cia. Hilda menatap Anggara dengan mengernyit bingung sedangkan Mega memilih diam karena kepalanya sudah terasa pusing.
"Ngapa'in lo!!?" Tanya Hilda ketus menatap Anggara.
"Jemput Cia" Balas Anggara.
"Se.." belum sempat Hilda melanjutkan ucapannya Cia lebih dahulu berteriak karena melihat Mega yang pingsan.
"MEGA!!" Teriak Cia lalu mengangkat kepala Mega .
"Astagaa Mega kenapa?!" Tanya Hilda terlihat kaget lalu menepuk pipi Mega.
"Kita bawa dia ke rumah sakit" Ucap Anggara.
"Ya lo bantu angkat dong!" Ucap Hilda terlihat kesal.
Anggara langsung mengangkat Mega dan membawanya kemobil Hilda.
⚡⚡
Kini Hilda, Cia dan Anggara menunggu Mega yang sedang ditangani oleh dokter. Terlihat Cia yang berusaha menelpon orang tua Mega sedangkan Hilda tak henti-hentinya bolak-balik berjalan didepan pintu ruang Mega diperiksa oleh dokter.
"Gimana,bisa?" Tanya Anggara.
"Bisa, tadi Ayah nya bakalan dateng kesini" Ucap Cia.
Cia langsung menatap Hilda yang terlihat khawatir lalu ia menghampiri Hilda.
"Hilda?" Panggil Cia lalu memeluk Hilda.
"Gue takut, ci!" Cicit Hilda yang masih berada dipelukan Cia.
"Dia pasti nggak apa-apa" Balas Cia berusaha menenangkan Hilda.
Dari ujung koridor terlihat Ayah dan juga Bunda Mega yang berlari mendekati Cia. Sang bunda yang terlihat sehabis menangis karena matanya yang terlihat merah dan sembab.
"Cia, Hilda! Bagaimana keadaan Mega?" Tanya Sang Bunda.
"Masih ada didalem tante!" Balas Cia.
"Tante maaf, Cia boleh tanya Mega sakit apa?" Tanya Cia.
"Hikss.. hikss.. sebenarnya.. hikss.. Mega sakit kanker otak" Ucap sang bunda.
"Apa?? Tante serius?" Tanya Cia kaget berusaha menahan air matanya yang siap keluar.
Sedangkan Hilda, perempuan Itu telah menangis sejadi-jadinya.
Anggara yang melihat Cia menangis lalu mendekat menghampirinya. Tiba-tiba saja ia memeluk tubuh Cia dan menenangkan perempuan itu.
"Nggak usah nangis, Mega bakalan baik-baik aja. Kalau lo nangis Mega bakalan sedih" Ucap Anggara dengan nada lembut nya.
"Hapus air mata lo! Mega nggak butuh tangisan lo tapi dia butuh doa dari lo" Sambung Anggara.
Cia masih terisak dipelukan Anggara.Hilda memandang Cia dan Anggara sesaat lalu ia langsung mengalihkan pandangannya kearah handphonenya yang bergetar. Saat ia melihat ternyata ada panggilan masuk dari putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACILLA (TAMAT)
Teen Fiction~Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa di sebut jatukrama~ Dua remaja yang dipertemukan secara tidak sengaja,membuat keduanya memiliki ikatan hubungan. Seorang ketua osis yang selalu berlangganan dengan laki-laki brandal,musuh nya di sekolah. Ac...