Dilain tempat Dhirga memasuki rumah nya dengan emosi yang memuncak. Ia melemparkan jas hitam nya kesembarang tempat dan langsung duduk di sofa ruang keluarga. Aurel yang melihat sang anak seperti itu langsung menghampiri nya.
"Dhirga" Panggil Aurel dengan nada lembut, ia tau bahwa anak nya ini pasti sedang menahan amarah.
Dhirga menolehkan kepalanya sebentar lalu kembali menunduk seraya memegangi kepala nya.
"Kenapa, Ma?" Tanya Dhirga.
"Kenapa jam segini baru pulang? Tadi ngumpul sama temen dulu ya?" Tanya Aurel memegang pundak anak laki-laki nya ini.
"Iya" Balas Dhirga singkat membuat Aurel menghela nafas pelan.
"Kamu kenapa?" Tanya Aurel membuat Dhirga mendongak'kan kepala nya dan menatap Aurel.
"Gak apa-apa, Ma!" Balas Dhirga berusaha tersenyum.
"Jangan bohong sama mama!" Ucap Aurel karena ia tahu bahwa anak nya ini sedang berbohong.
"Dhirga nggak apa-apa! Udah ya, Dhirga ke kamar dulu" Ucap Dhirga lalu mencium pipi sang mama.
"Bye mama!!" Sambung Dhirga lalu meninggalkan Aurel yang masih menatap punggung nya.
🐾🐾
Pagi hari ini tak banyak yang bisa Ara atau Lenata lakukan setelah mendengar bahwa Cia akan mempercepat keberangkatan nya ke Surabaya. Mereka berdua hanya bisa menerima keputusan Cia dan mendoakan perempuan ini agar baik-baik saja selama di perjalanan.
Pagi ini Cia telah mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa ke Surabaya. Setelah ke Surabaya ia lalu pergi ke Inggris untuk melanjutkan pendidikan nya.
Sulit bagi Cia untuk meninggalkan negara kelahiran nya ini. Banyak sekali kenangan manis atau pun pahit yang ia lewatkan di negara ini.
Saat Cia sedang menatap jendela kamarnya, tiba-tiba Lenata datang dengan membawa sebuah kotak berukuran kecil. Lenata lalu mengagetkan Cia dengan memukul pundak perempuan itu.
"Dorrr!!!" Teriak Lenata membuat Cia terkejut.
Cia menatap Lenata dengan disertai dengusan kesal "Kenapa?" Tanya Cia.
"Gak apa-apa! Ehh, ci! Lo beneran besok mau langsung ke Surabaya?" Tanya Lenata dan dibalas anggukan oleh Cia.
"Padahal kan besok ada acara di sekolah'an lo!" Sambung Lenata membuat Cia baru ingat akan acara besok.
"Ya tapi gimana lagi! Gue udah nggak betah di sini! Walaupun gue bakalan kangen sama Indonesia! Kehadiran gue disini nggak akan bisa lagi dipandang baik sama orang, gue rasa setelah kepergian gue! Masalah bakalan selesai dengan sendiri" Balas Cia.
"Gue nggak ada hak buat cegah lo karena ini semua keputusan dan keinginan lo!" Ucap Lenata.
"Soal Dhirga?" Tanya Lenata.
"Biarin aja!! Gue lagi nggak mau ngomongin soal dia!!" Balas Cia terdengar ketus.
Ara datang menghampiri Cia dan Lenata dengan dibelakang nya ada Hilda yang mengikuti.
"Udah dari tadi lo dateng, hil?" Tanya Cia menatap Hilda.
"Nggak kok! Barusan" Balas Hilda.
"Bisa nggak sih lo nggak usah pergi ke luar negeri! Kuliah disini aja, ci! Lagian disana nanti lo nggak ada temen!! Cuma ada tante keysa kan?" Ucap Ara.
"Tante keysa kan juga keluarga!" Balas Cia kembali merapikan kopernya.
Hari ini ia memang izin untuk pergi kesekolah begitu pun Hilda, Ara, dan Lenata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACILLA (TAMAT)
Novela Juvenil~Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa di sebut jatukrama~ Dua remaja yang dipertemukan secara tidak sengaja,membuat keduanya memiliki ikatan hubungan. Seorang ketua osis yang selalu berlangganan dengan laki-laki brandal,musuh nya di sekolah. Ac...