Kringggg!!!
Bel istirahat berbunyi, Cia dan Ara bergegas untuk pergi ke perpustakaan.Keinginan Cia untuk pergi ke perpustakaan membuat Ara lupa dengan tujuan utama nya.
"Ci! Mau ngapa'in sih ke perpus?!" Tanya Ara ditengah jalan menuju perpustakaan.
"Beli cabe!!" Balas Cia asal membuat Ara mendengus kesal.
"Serius, Ci!!" Ucap Ara dengan nada kesal nya.
"Ya elo sihh, pakek nanya!! Ke perpus ya buat baca buku, lah!! Nggak mungkin beli cabe" Ucap Cia.
"Gue kan nanya baik-baik! Kok lo ngejawab ngegas gini sih!!" Ucap Ara dengan bibir cemberut.
"Baper'an!!" Gumam Cia lalu menarik tangan Ara agar lebih cepat berjalan.
"CIAAA!!" Teriak Ara ketika tangan nya ditarik oleh Cia.
Perpustakaan
Cia dan Ara kini sedang mengelilingi rak buku yang terlihat tinggi. Mata Cia tak lepas dari deretan buku-buku tebal atau pun tipis.
"Ra, bantu gue cari buku rangkuman kimia sama buku ilmiah,dongg!!" Ucap Cia dengan mata yang masih menatap banyaknya buku.
"Di rak samping mungkin!!" Balas Ara.
Cia akhirnya berjalan mengitari rak-rak yang menjulang tinggi. Kali ini ia berjalan mendekati rak buku yang berada di belakang.
"Cia!! Buruan!! Gue laper, nih!" Ucap Ara.
"Masih lama! Lo duluan kekantin aja!" Ucap Cia.
"Beneran gak apa-apa?" Tanya Ara memastikan.
"Beneran!"Balas Cia.
"Ya udah! Gue duluan, ya! Byee Cia" Ucap Ara lalu meninggalkan Cia seorang diri.
Tak berselang lama dari Ara pergi meninggalkan Cia. Tiba-tiba Dhirga datang menghampiri Cia tanpa sepengetahuan perempuan itu.
"Lagi cari buku apa?" Tanya Dhirga.
"Enggak ada!" Balas Cia cuek.
Dhirga tersenyum kecut, karena perbuatan nya semua nya menjadi berubah. Hingga saat ini pun, Cia masih tetap bersikap cuek terhadap diri nya. Apa mungkin perempuan ini sakit hati dengan perlakuan Dhirga kepadanya dulu?.
"Anggara nggak nganter lo??" Tanya Dhirga membuat Cia langsung menatap Dhirga.
"Dia bukan siapa-siapa gue! Cuma temen, kenapa harus nganter gue segala!!" Protes Cia melanjutkan mencari buku nya.
"Temen kan bisa aja kayak gitu! Luar nya aja cuek dalem nya romantis!! Itu nama nya temen rasa pacar!" Ucap Dhirga membuat Cia merasa kesal.
"Ngomong mulu lo!! Udah kayak cewek!!" Ucap Cia lalu pergi meninggalkan Dhirga.
Dhirga tersenyum tipis lalu kembali mengikuti Cia dari belakang.
"Sehari nggak ngikutin gue bisa kan??" Tanya Cia tanpa menoleh kearah Dhirga.
"Nggak bisa! Ntar lo diapa-apa'in sama orang! Gue yang disalahin sama Anggara" Balas Dhirga.
Cia langsung menatap Dhirga dengan tatapan tajam nya sedangkan yang ditatap pura-pura tak melihat.
"Lo cemburu ya, kalau gue deket sama Anggara??" Selidik Cia menunjuk Dhirga.
"Dibilang cemburu! Pasti nya iya! Tapi gue cowok strong kok! Bakalan pura-pura nggak peduli padahal dalam hati peduli banget" Balas Dhirga menatap mata Cia.
"Lo lupa sama apa yang pernah lo laku'in ke gue?" Tanya Cia.
"Maaf!" Hanya itu balasan Dhirga.
Cia menatap kesembarang arah, mata nya tak berani untuk menatap Dhirga.Sedangkan Dhirga berjalan mendekati Cia dan menggenggam tangan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACILLA (TAMAT)
Teen Fiction~Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa di sebut jatukrama~ Dua remaja yang dipertemukan secara tidak sengaja,membuat keduanya memiliki ikatan hubungan. Seorang ketua osis yang selalu berlangganan dengan laki-laki brandal,musuh nya di sekolah. Ac...