Chapter 44

8K 271 33
                                    


shafa bangun sangat pagi sekali dari biasanya, semalaman ia tak bisa tidur memikirkan ucapan kemarin malam. shafa yang baru bangun bergegas untuk membersihkan diri dan bersiap untuk ke sekolah.

setelah shafa sudah rapi, ia langsung bergegas turun kebawah untuk mencari sosok alvaro. namun nihil, alvaro dan yang lain sudah pulang.

"cari siapa?" alex yang sedari tadi melihat shafa aneh, segera menghampirinya.

"..."

"alvaro ya?" shafa mengangguk.

"si alvaro gajadi nginep. pas dari kamar lo, dia langsung pergi. ada apaan sih?"

shafa tidak menjawab pertanyaan alex. melainkan langsung duduk dimeja makan dan mengambil roti yang sudah disediakan.

alex menghela nafasnya kasar. kalau sudah masalah cinta, adiknya itu sangat susah untuk terbuka terhadapnya. padahal kapanpun shafa butuh tempat curhat, alex siap menjadi pendengar yang baik.

***

shafa yang baru saja sampai kesekolah langsung mencari sosok alvaro dikelas. namun nihil, sepertinya alvaro belum datang sebab shafa datang terlalu pagi untuk minta maaf padanya.

sepuluh menit shafa duduk dikelas alvaro. banyak kakak kelas yang menatap tidak suka kepadanya, terutama cewek. dari shafa masuk kedalam kelas, ia sudah mendapat sambutan sinis dari kakak kelasnya itu. tapi shafa tidak perduli. intinya hari ini ia akan meminta maaf kepada alvaro dan menyelesaikan masalahnya. padahal menurutnya ini hanya hal kecil.

"ngapain lo disini?"

suara itu sangat tidak asing didengar. ya, dia adalah alvaro. baru saja ia memasuki kelas, mood nya sudah buruk dengan bertemu dengan cewek itu, shafa.

"gue minta ma---

"udah gue maafin." potong alvaro cepat.

"tap----

"mending sekarang, lo PERGI!" bentakan alvaro membuat shafa takut, dan dengan cepat shafa meninggalkan kelas tersebut.

nina yang melihat shafa memanyunkan bibirnya pun bertanya, "kenapa lo? pagi pagi udah galau aje?"

"gapapa nin."

"gausah boh---

dengan cepat, shafa menyumpal kedua telinganya menggunakan headphone. ia sangat malas mendengar ocehan nina yang akan membuat moodnya tambah hancur.

nina menghela nafasnya kesal saat ia belum selesai berbicara, temannya itu sudah menyumpal kedua telinganya, menyebalkan.

***

bel baru saja berbunyi, shafa langsung bergegas semangat untuk kekantin dengan nina.

nina yang melihat tingkah shafa aneh. tadi pagi ia murung, dan sekarang ceria.

disepanjang koridor, senyum terus melekat dibibir shafa. entah setan apa yang memasuki dirinya pagi ini.

"lo kenapa si shaf? kok lo aneh gitu sih?"

bukannya shafa menjawab, ia malah menarik lengan shafa untuk mempercepat langkahnya.

sampailah mereka dikantin, shafa langsung menggandeng nina menuju tempat dimana alvaro tengah menyeruput semangkuk mie ayam.

Fake Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang