Cowok berjas hitam rapi itu baru saja memasuki lorong sekolah. Pakaiannya sangat rapi menggunakan dasi serta rambut yang sudah di cukur. Membuatnya terlihat sangat tampan. Kedua tangannya merangkul sahabatnya yang sudah tau senang serta sedih di hidupnya. Hari ini seluruh kelas XII akan melaksanakan hari perpisahan mereka yang sudah melewati tahap akhir yang sangat menyulitkan.
"Bokap lo datang, Ro?" Ilham bertanya. Cowok itu yang tidak dirangkul oleh Alvaro.
Alvaro menurunkan kedua tangannya dari pundak Alex serta Samuel. Membuat ketiganya menatap Ilham.
"Enggak penting." jawab Alvaro. Nada bicaranya santai. Tidak perduli jika nanti hanya dirinya yang tidak membawa orang tua.
"Tapi lo udah bilang?"
"Buat apa? perduli aja enggak."
"Alvaro," suara yang berasal dari belakang membuat keempat cowok tersebut menoleh secara bersamaan. Menampakkan pria tinggi berkumis. Papa Alvaro.
Seolah tau dengan situasi, Alex, Ilham dan Samuel bergegas pergi. Sebelum itu Alex sempat menepuk pundak Alvaro untuk memberinya sebuah dukungan.
"Ngapain di sini?" tanya Alvaro. Mata cowok itu sama sekali tidak mau menatap David.
"Papa mau minta maaf sama kamu. Selama ini papa udah egois dan lebih mementingkan kesenangan papa sendiri dan bisnis. Tapi semua papa lakukan demi kamu, papa sayang sama Alvaro. Setiap hari papa kerja pulang sampai malam itu untuk kamu. Dan asal kamu tau, Papa udah resmi cerai sama Dina. Papa sadar bahwa selama ini dia hanya menginginkan harta papa saja dan ternyata rekan kerja papa sendiri adalah suaminya Dina."
"Maafin Alvaro juga, Pa. Selama ini Alvaro udah gak sopan sama papa."
Alvaro memeluk papanya. Sudah lama ia tidak memeluk papanya ini. Rasa bersalah menyelimuti Alvaro kini sudah berakhir. Ia sudah dewasa, dan harus berdamai dengan keadaan agar menjadi lebih baik.
"Iya, Ro. Sekali lagi papa minta maaf. Yaudah, ayo kita ke tempat acara."
*****
Acara akan segera dimulai. Para murid kelas 12 serta orang tua sepertinya sudah hadir dan duduk ditempat yang sudah di sediakan.
"Happy Graduation," Shafa datang menyodorkan bucket bunga pada Alvaro.
"Makasih, sayang." jawab Alvaro sambil mengacak rambut Shafa gemas.
"Ehem, udah sayang-sayangan aja nih." celetuk Ilham yang datang bersama Samuel.
"Iri aja lo, mblo"
"Tenang aja, lulus dari SMA gue langsung cari pacar." ucap Ilham.
"Gaya Lo selangit, cewek aja kalau liat Lo kabur, Ham!" goda Alex sembari terkekeh.
Alvaro tertawa. "Parah lo, Lex. Kayak sendirinya udah ada aja."
"Orang ganteng kayak gue mah santuy aja kali, banyak yang ngantri!" ucap Alex menyombongkan diri.
"Bilang aja Lo belum bisa move on dari yang lama kan, bang?" ucap Shafa. Langsung membuat Alex diam dan ditertawakan oleh semuanya.
"Halo, Om." sapanya pada Papa Alvaro.
"Halo juga. Kamu pacar Alvaro ya?"
"Iya, Om." jawab Shafa.
"Jangan panggil Om, panggil Papa aja."
"Uhuyyyy, ada yang dikit lagi mau nikah nih." goda Ilham asal jeplak. Membuat Shafa salting.
"Iya, Pa." jawab Shafa malu-malu. Pasalnya disampingnya ada orang tuanya. Sang mama dan papa hanya bisa tersenyum melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd [END]
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] Karena tidak mau hal masa lalunya itu terulang, Shafa akhirnya memutuskan untuk merubah dirinya. ia ingin hidup tenang disekolah barunya ini. berharap semua akan lancar dan baik-baik saja. Tapi, semua itu jauh dari rencananya. semen...