Chapter 56

6K 199 14
                                    

Alvaro baru saja tiba di parkiran. Disaat bersamaan itulah Alex datang bersama Shafa. Motor mereka terparkir sebelahan. Alex sama sekali tidak menyapa Alvaro. Ia masih merasa marah pada Alvaro yang bertindak seenaknya pada Shafa.

Shafa ingin mendekati Alvaro yang baru saja membuka helm yang ia kenakan. Tapi Alex langsung menariknya dan menjauh dari sana. Tidak ingin adiknya itu mendekati Alvaro lagi.

"Lepasin, ish!"  ucap Shafa mengerang kesal pada Alex saat sudah sampai kelas Shafa.

"kenapa? Mau nyamperin orang enggak punya hati itu?!" ucap Alex. "Harusnya lo tuh sadar, dia enggak cinta sama lo, Shaf. Yang lo lakuin itu percuma. Dia itu cowok yang enggak punya perasaan!"

"Abang salah, Alvaro itu enggak seperti yang abang bilang!"

"Terserah, gue sebagai abang enggak mau lo sakit hati, Shaf. Cowok itu banyak, enggak cuma dia doang."

"Tapi yang Shafa cinta cuma Alvaro, bang. Please, Shafa cuman butuh dukungan dari abang. Jangan larang Shafa, bang, Shafa mohon." Shafa merunduk. Yang ia butuhkan adalah sebuah dukungan dan semangat.

Alex menatap lirih sang adik. Merasa kasihan padanya. Hanya karena cinta adiknya menjadi lemah seperti ini.

"Maafin abang, tapi abang ngelakuin ini semua buat Shafa. Abang enggak mau Shafa terluka, Shafa tau kan kalo abang itu sayang sama Shafa? Please, abang minta jauhin Alvaro."

***

Alex memasuki kelas. Disana sudah ada Alvaro, Ilham dan juga Samuel yang sedang sibuk dengan ponsel miringnya masing-masing.

"Ham, gue duduk sama lo, ya?" Alex menghampiri Ilham. cowok itu mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa emangnya?" tanyanya bingung.

"Enggak, pokoknya gue duduk sama lo. Samuel, lo duduk sama Alvaro dulu."

"Lo marah soal kemarin?" tanya Alvaro. Cowok itu kini menyudahi permainan ponselnya. dan kini menatap Alex.

"Bukan marah, tapi kecewa. Kok ada ya? Orang yang enggak punya hati kaya lo?" cibir Alex.

Ilham mengerti sekarang, kenapa Alex tiba-tiba memilih duduk bersamanya. Itu semua soal kemarin Alvaro yang membuang kue buatan Shafa.

"Salah lo sih, Ro. Ngapain coba kuenya dibuang? Harusnya lo kasih aja ke gue, dari pada kebuang gitu aja." ujar Ilham.

"Alay lo, semua. Gue kan enggak pernah minta dia buat bikinin gue kue!"

"Lo nyakitin orang mulu, enggak takut karma?" sindir Samuel. Membuat cowok itu langsung diam. Skakmat.

***

Shafa berjalan beriringan bersama Nina menuju kantin. Sedari tadi Shafa sama sekali tidak fokus belajar. Sebab ia tidak sarapan tadi pagi. Hingga sang cacing didalam perutnya mengerang kelaparan.

Mereka berhenti di salah satu penjual mie ayam. Shafa hanya duduk. Sedangkan Nina yang pergi memesan. Tidak tega dengan wajah Shafa yang pucat.

"Gue boleh gabung?" cewek berambut panjang itu kini berdiri didepan Shafa. Itu Siska.

"Boleh, kok, duduk aja, Siska." Shafa mempersilahkan Siska duduk.

Fake Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang