Chapter 58

6.4K 193 3
                                    

Alvaro berjalan menelusuri lorong untuk menuju kelasnya. Hari ini ia telat datang. Dan dengan akalnya ia masuk melewati pagar belakang sekolah yang tidak dijaga satpam. Cowok itu sama sekali tidak memperdulikan pakaiannya yang saat ini sudah tampak seperti preman. Padahal guru-guru sudah mengingatkannya sudah lama, tapi ia selalu tidak mendengarkannya dan menganggapnya angin lalu. Tapi jika pelajaran Pak Anton, ia sedikit takut. Entah kenapa wajahnya membuatnya tidak bisa melawan dan lebih menurut padanya.

"ALVARO KAMU TELAT LAGI?!" Alvaro yang sedang berjalan santai itu langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. suara berat Pak Anton terdengar nyaring dari ujung sana. dengan cepat Alvaro langsung memasukkan seragamnya yang tadi keluar. cowok itu berbalik ketika seragamnya sudah sedikit rapi.

"Iya Pak, saya ... kesiangan bangun," jawab Alvaro sembari menggaruk kapalanya yang sama sekali tidak gatal. sempat menjeda ucapannya karena berfikir untuk mencari alasan yang tepat.

"Alasan! sekarang kamu bersihkan sampah-sampah yang ada disetiap kelas." perintah Pa Anton.

"Semua kelas, Pak?"

"Iya!"

"Pak, gak bisa gitu lah. jumlah kelas sekolah kita kan ada banyak. masa saya bersihin cuma sendirian? tolong lah Pak, saya janji gak bakalan telat lagi." mohon Alvaro.

"Palingan cuma janji palsu biar hukumannya diringankan. iya kan?!"

"Bapak tau aja."

"Kamu bapak kasih hukuman itu biar kamu sadar dan enggak telat lagi Alvaro."

Alvaro menghela nafasnya gusar, "Iya, Pak. saya tau maksud bapak baik. tapi apa dengan hukuman berat kaya gini?"

"Kamu selalu melakukan hal yang salah secara berulang-ulang, apa kamu enggak capek berulah terus?" Pa Anton bertanya balik.

"Bapak enggak tau gimana rasanya jadi saya, asal bapak tau." setelah mengatakan itu Alvaro melangkah pergi. ada nada kesal dalam dirinya melakukan hal ini. selama ini yang Alvaro dapat hanyalah hukuman, hukuman dan hukuman. Pa Anton membiarkan Alvaro pergi. wajah murung Alvaro tadi entah kenapa membuatnya tidak bisa marah lagi.

***

"Kumpulkan PR yang kemarin ibu kasih." perintah Bu Ani.

Seluruh siswa kelas itu pun melangkah maju. membawa satu buku ditangannya untuk diserahkan ke depan.

"Alin, kenapa kamu enggak maju?" tanya Bu Ani. melihat Alin yang sama sekali tidak maju kedepan untuk mengumpulkan PR.

"Belum, Bu."

"Kenapa?" tanya Bu Ani lagi. nadanya masih bisa sesabar mungkin. tidak biasanya Alin seperti ini, biasanya ia rajin. makanya Bu Ani masih bisa menahan kesabarannya untuk ini.

"Malas." jawaban Alin membuat Bu Ani melotot. tidak bisa menahan amarahnya sekarang. jawabannya sungguh tidak sopan. sorakan para siswa kini terdengar untuk Alin.

Sikap asli Alin sudah terbongkar sekarang.

"Kamu ibu hukum! bersihkan toilet sekarang juga."

"Gak mau." tolak Alin mentah.

"SEKARANG!" Bu Ani murka. sampai-sampai ia berdiri dan berkacak pinggang.

Melihat amarah Bu Ani yang memuncak membuat Alin melangkah keluar kelas. menjalani hukuman yang diberikan Bu Ani.

***

Fake Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang