Chapter 48

7.8K 244 12
                                    

Lelaki itu menghempaskan dirinya ke atas kasur. sampai lupa membuka seragam sekolahnya satupun. lelaki itu kemudian menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih polos.

Alvaro mengalihkan pandangannya, mengambil ponsel yang berada disaku celananya dan menyandarkan kepalanya di kepala ranjang sembari menatap layar ponselnya untuk memainkan game kesukaannya.

ceklek

Pintu terbuka, menandakan ada yang mau masuk. Alvaro masih tidak sadar dan fokus menatap layar ponselnya itu.

"Makan." Suara itu membuat Alvaro menoleh dan menatapnya.

"ngapain lo? bitch."

Dia adalah Dina, ibu tiri Alvaro.

Dina membawa Nasi goreng dan Air putih untuk Alvaro. dan Alvaro yakin, itu bukan kemauannya, melainkan suruhan dari papanya.

"gausah ge-er jadi anak! ini disuruh bokap lo, kalo gak disuruh sih gue juga ogah kali!"

"bawa tu makanan jauh-jauh. gue ga sudi nerima makanan dari lo, bitch!"

Dina membawa kembali makanan yang ia bawa untuk Alvaro. dan Alvaro kembali menatap layar ponselnya. kembali memainkan game yang sempat terhenti akibat si jalang itu.

Disisi lain, jika Alvaro yang tengah Asik memainkan game diponselnya, sedangkan Shafa tengah menggeluti kebiasaannya sejak dulu, membaca novel.

Tumpukan novel banyak sekali di meja belajar Shafa. beberapa ada yang ia beli dan beberapa juga ada yang ia pinjam di perpustakaan.

Shafa menutup novelnya. memejamkan matanya yang sudah lelah akibat membaca novel sedari tadi.

***

Malam ini Shafa tengah berkutap dengan kebosanannya. ia bingung harus melakukan apa sekarang. sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Shafa hanya menggunakan hoodie berwarna hitam dan celana pendek selutut. ia hanya berjalan kaki untuk menuju cafe.

Cafe tersebut berada di seberang rumahnya, lebih tepatnya disamping supermarket.

Tak butuh waktu lama, Shafa telah sampai di Cafe.

Shafa mengambil posisi di dekat jendela. entah kenapa ia suka hal itu. perlahan ia mengalihkan pandangannya sekitar. cukup ramai. kebanyakan pengunjung berpasangan. hanya Shafa yang datang sendiri disini.

Tapi saat Shafa mengalihkan pandangannya ke arah pojok Cafe, Shafa melihat seorang cowok yang sendiri tengah merunduk diatas kedua tangannya yang ia lipat. cowok itu menggunakan kemeja berwarna hitam.

Shafa terus memperhatikannya. sembari meminum capucino yang ia pesan. ia terus memperhatikannya dari jauh. Shafa sempat berfikir, apa cowok itu sedang sakit? sebab sedari tadi ia merundukkan kepalanya tanpa mendongak. tapi Shafa berusaha berfikir posifiv, mungkin saja cowok itu sedang menunggu pacarnya.

Shafa yang masih dihantui rasa penasaran itu masih diam ditempat dan terus memperhatikan cowok itu.

apa dia ketiduran? gumam Shafa pelan.

Hampir setengah jam ia mengamati. tak ada tanda-tanda cowok itu akan mendongak. sekarang Shafa yakin bahwa cowok tersebut ketiduran.

Sampai akhirnya, Shafa memutuskan untuk menghampiri cowok tersebut. takutnya ia ketiduran hingga larut malam.

Saat ia berjalan menghampiri cowok tersebut. Shafa tiba-tiba menghentikan langkahnya. bingung harus memanggil apa terhadap cowok ini. 'mas? atau abang? atau kakak? ia takut saat ia membangunkan cowok tersebut ternyata mas-mas. ya walupun kaus yang digunakan cowok tersebut terbilang anak muda.

Fake Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang