Chapter 55

6.1K 195 16
                                    

Happy reading...


"Terus-terus, habis telur apa lagi, Bi?"

Shafa dengan Bi Ratih tengah membuat kue. gadis itu sangat bersemangat untuk membuat kue tersebut untuk Alvaro. tak ada hari yang spesial memang, tapi Shafa ingin saja membuatkan kue ini untuk Alvaro. bahkan Shafa rela bangun pagi sekali untuk menyiapkannya. ia berharap semoga Alvaro suka dengan kue yang ia buat. meskipun dengan bantuan Bi Ratih.

"Masukin Terigunya, Non."

lantas Shafa mengangguk dan mengikuti arahan dari Bi Ratih. ia bukan baru pertama kali buat kue. dulu ia pernah membuat kue lebaran bersama mamanya dulu.

Semua tahap sudah Shafa lakukan. sekarang sudah waktunya menunggu kue tersebut matang dan akan segera ia hias.

"Sibuk amat nih yang mau kasih kue buat mantan," celetuk Alex datang tiba-tiba dari belakang.

"Apaan sih, Bang."

"Gue minta kuenya kalo udah jadi."

"Nggak!" larang Shafa. "kue ini cuma buat Alvaro. kalo abang mau minta aja nanti sama Alvaro langsung."

"Iya deh, iya."

"Tumben udah bangun jam segini? biasanya juga kebo banget lo, bang."

"Habisnya lo berisik banget sih, sampe kedengeran ke kamar."

Shafa tak memperdulikan Alex. berdebat dengannya itu hanya buang waktu saja. akhirnya gadis itu mengeluarkan kue dari oven dan menghiasnya dengan cantik.

____

Alvaro baru saja tiba di sekolah. berjalan bersama Samuel dan Ilham yang berada dibelakangnya. matanya menatap lurus jalan dengan tangannya yang berada di saku celana. yang merupakan suatu kebiasaan Alvaro sejak lama.

"PR sejarah udah, bro?" tanya Ilham pada Alvaro dan Samuel. mereka baru saja masuk ke kelas yang cukup ramai karena beberapa menit lagi akan masuk.

"Udah."

"Belum."

Mereka menyahut bersamaan. tapi jawaban keduanya berbeda. Alvaro belum selesai. ia tak perduli dengan PR sejarah yang belum ia selesaikan.

"Mau liat punya gue gak? gue udahan nih," Ilham menawari. tapi respon Alvaro malah menatap remeh Ilham. sama herannya dengan Samuel.

"Kesambet apaan lo? tumben."

"Palingan juga nyontek dari internet," Alex yang baru datang itu langsung menyahut seenaknya. sejak tadi ia sudah datang dan langsung menguping di depan kelas.

"Bener juga, lo kan males baca buku, Ham. apalagi yang tebelnya minta ampun."

Cowok itu akhirnya mendengus kesal. "Iya-iya. emang gue liat internet, gue yakin pasti banyak yang kaya gue kok! gue jamin seratus persen!"

_____

Cewek itu memasuki kelas dengan membawa sekotak kue yang tadi pagi ia buat. Nina yang melihatnya langsung bertanya.

"Buat siapa, Shaf?" Nina bertanya.

"Alvaro." jawab Shafa. lalu meletakkan kotak kue tersebut bersama dengan tasnya.

"Buat apa, sih? lo tuh udah disakitin juga sama dia. masih aja ngejar."

"Cinta itu butuh perjuangan, Nin. salah satu dari mereka harus ada yang berjuang."

"Tapi kan lo cewek, Shaf. yang harusnya berjuang tuh cowok, bukan cewek."

Shafa memilih diam. tak mau menyahut apa yang Nina katakan barusan. semua yang Nina katakan benar, tapi Shafa sama sekali tidak memperdulikannya. hanya menganggap itu angin lalu yang datang lalu pergi.

Fake Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang