7. PELECEHAN

95 9 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE SEBELUM MEMBACA YA 😊🙏
Yang baca Tembus 10K gak nih? Dan vote 5K? Klo kesampean bakal dapet apa ya pembaca setia cerita
" T I T I K" ?
OK. Nikmati cerita nya dulu 😀

~~~~~

"iya pak. Ini uang nya Rp 36.000, Terima kasih pak" aku memberikan uang tersebut tetapi aku membulatkan mata karena tiba-tiba tukang kerupuk ini mendekati ku, mengunci tubuhku di dekat ujung meja.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"apa yang ingin bapak lakukan? Biarkan saya keluar!" aku berusaha mendorong tubuhnya dengan kuat tetapi tenaga nya lebih kuat dariku.
Akhirnya nya tukang kerupuk itu menciumi seluruh wajahku, aku ketakutan dan berteriak tetapi tidak ada yang mendengarkan karena orang rumah sedang pergi termasuk mama. Aku berusaha berteriak lagi dengan kencang tetapi tukang kerupuk itu mengancam yang membuatku tidak bisa berbuat apa-apa.

"jika kamu berteriak lagi, saya tidak akan segan-segan mencium bibirmu dengan ganas dan membunuhmu. Saya mohon sekali lagi dan tolong diam" tukang kerupuk itu kembali menciumi wajah ku dan aku menangis ketakutan karena aku tidak bisa berbuat apapun.

  aku merasa seperti pelacur yang menerima perbuatan ini tanpa melawan, sekarang aku juga merasa kotor sekali melihat tindakkan ini terhadapku. Ini berlangsung 1 menit dan akhirnya tukang kerupuk itu pergi sambil tersenyum kepada ku tetapi aku hanya menundukkan kepala dengan tubuh yang gemetar ketakutan. Aku terduduk lemah di lantai, baru aku merasa trauma yang dahulu perlahan menghilang tetapi sekarang ada luka baru yang mambuat diriku benar-benar jijik dengan diriku sendiri.
  Mama pun muncul setelah kejadian dan aku sudah menghapus air mataku sebelum mama datang, aku akan merahasiakan ini yang akan membuat mama semakin khawatir padaku nanti.

"bagaimana mba? Kerupuk sudah di urus? Berapa semua nya?" mama yang baru datang langsung bertanya.

"su..su..sudah, se..semua nya 36.000 Ribu, Maaf ma aku ingin masuk ke dalam ya" aku berpamitan sambil menahan tangisku dan mama hanya mengangguk karena tidak mengetahui apa yang terjadi padaku.

  Aku menuju kamar mandi untuk segera membersihkan kotoran yang baru saja terjadi. Aku merasa jijik sampai membuat diri ku tidak ingin menyentuh tubuhku sendiri. Aku menyalakan shower dan membasahi tubuhku sambil menangis, aku terduduk di lantai kamar mandi untuk menyesali semua nya tetapi itu semua percuma karena nasi sudah menjadi bubur, aku tidak berdaya.

  Lebih baik dia langsung membunuh ku saja di banding harus menciumi dan melecehkanku seperti tadi tetapi di sisi lain dia juga mengancam ingin menciumi bibirku dengan ganas itu yang membuatku semakin jijik dan memilih diam dengan rasa ketakutan.
Aku berjanji aku tidak akan pernah lagi berdekatan dengan laki-laki mana pun, dahulu aku pernah di perlakukan kasar dengan menghantam di bagian wajah yang di lakukan oleh teman sekolah ku dan sekarang pelecehan. Aku berjanji tidak akan dekat siapapun terutama laki-laki.

~~~~~

  Hari ini aku berangkat ke sekolah dengan mata yang sembab akibat terlalu banyak menangis kemarin, untuk berjalan menuju kelas saja aku terasa lemas sekali. Setiap bertemu laki-laki aku hanya mampu menunduk, sesekali ada yang tidak sengaja bersentuhan dengan ku karena pintu gerbang sekolah sering sekali di buka sedikit. aku yang merasa tersentuh dengan cepat mengalihkan tangan ku dan laki-laki itu meminta maaf, aku hanya mengangguk.
  Sesampai nya di kelas seperti biasa teman-temanku dengan heboh mengajak aku ke kantin yang aku rasa ini masih sangat pagi untuk makan walaupun aku belum sarapan pagi ini karena tidak nafsu. Akhirnya aku menolak dengan menggelengkan kepala dan wajah yang datar menuju kursi kesayangan. Teman-temanku bingung melihat ekspresi wajah ku pagi ini bahkan mata ku seperti mata panda tetapi aku tidak peduli kan mereka.

"hei kamu kenapa? Kita ajak ke kantin pasti selalu setuju?" mayasari bertanya dengan heran yang memang terbiasa mengajak ke kantin dan aku menyetujuinya karena aku mudah sekali lapar walaupun sudah sarapan dari rumah.

"tidak biasa nya kamu seperti ini? Ceritalah ada apa!" suryani berbicara sambil mengeluarkan wajah puppy nya yang terlihat imut tetapi aku tetap diam dan menutup mata ku.

"aku rasa dia sedang ada masalah, sebaiknya biarkan dia sendiri sampai dia benar-benar membaik kemudian baru bisa kita bertanya ada apa sebenarnya." Ariska memberi pendapat yang dalam hati aku menyetujuinya.

"oh o..oke baiklah" mayasari dan suryani pun menyetujui perkataan Ariska, melangkah pergi sambil terus melirikku.

  Aku mengarahkan wajahku ke dinding kelas dan memejamkan mataku untuk tertidur tanpa pedulikan sekeliling. Pikiranku melayang kemana pun dari awal sampai sekarang selalu saja ada yang menggores, belum sembuh lalu kembali ada yang menabur garam ke luka. Masalah seperti ini tidak pantas untuk di ceritakan, jika sampai mereka tahu, sudah pasti mereka menjauh dan mengejekku. Tidak! Tidak akan pernah aku menceritakannya.
Bel masuk berdering dan kelas mulai melangsungkan belajar mengajar yang di pimpin oleh guru kaligrafi arab.

"kita mulai pelajaran hari ini dengan berkelompok, saya ingin kalian melukis kaligrafi sebagus mungkin tetapi tidak boleh ada makhluk hidup di dalam nya atau gambar-gambar aneh yang menghina tulisan arab." penjelasan pak guru firman dengan tegas dan murid hanya menyimak juga mengangguk mengerti.

  Kemudian teman-teman berdiskusi untuk menentukan siapa saja nama-nama yang akan masuk dalam kelompoknya dan menentukan konsep lukisan apa yang terbagus dan terunik.
Aku tetap memejamkan mataku tanpa pedulikan apapun termasuk pak guru dan juga tugas nya, yang aku pedulikan hanya ingin tertidur sekarang setelahnya pasti akan kena marah dan di hukum tetapi aku tidak peduli.

"kita berkelompok ya tukang tidur" suryani menghampiri bersama yang lain membuatku melirik lalu terpejam kembali.

"jangan tidur lagi! Ayo diskusi untuk tugas, apalagi kamu pandai kesenian termasuk melukis" mayasari mengoyakkan tubuhku agar bangkit dari tidur tetapi aku semakin malas membuka mata.

"kenapa dia semakin tertidur nyenyak? Hei! Apa kamu tidak tidur semalaman?" sari yang bertanya dengan sedikit ketus yang membuat yang lainnya menutup mulutnya.

"kalian pergilah! Terserah ingin seperti apa tugas nya nanti, aku tinggal setuju saja." jawab ku tanpa membuka mulut lebar-lebar jadi terdengar seperti orang yang mabuk.

"apa? Dia tadi bilang apa? Hei bangunlah! Bicara yang benar!" suryani berbicara sambil mencubiti lenganku yang membuatku tergangguku.

BRAAAAAAKKKK !!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

T B C ~

Terus pantengin cerita ini ya 😊
Maaf atas ke typoan ya terjadi atau salah kalimat 😂🙏

T I T I K (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang