9. BERBEDA

93 14 6
                                    

"tidaaaaaaaaaakkkk!!!"



















aku berhasil berteriak dan mengakhiri semua nya. "huft sial ! kejadian kemarin membuatku sampai mimpi buruk.
Sekarang sudah pukul 14.00 " aku menghembuskan nafas ku setelah tahu itu adalah mimpi buruk yang sebenarnya memang terjadi kemarin.

*DERRTTT.. DERRTTT

Suara handphone ku berbunyi, aku melihat ada pesan masuk dari suryani yang isi pesannya untuk belajar kelompok di rumahnya. Sebenarnya aku masih merasa bersalah sudah membentak mereka kemarin, tetapi kenapa mereka tetap memasukkan aku ke dalam kelompoknya? Aku sudah setega itu kemarin. Akhirnya dengan pertimbangan Aku pun tidak membalas pesannya melainkan langsung segera bersiap untuk berangkat kerja kelompok.

~~~~~

"baiklah karena sudah kumpul semua, kita kerjakan tugas ini bersama tetapi sebelum itu aku akan menjelaskan konsep kaligrafi yang akan kita kerjakan yaitu cahaya yang muncul dari Al-Qur'an yang berupa salah satu asmaul Allah swt. Bagaimana menurutmu?" suryani yang terus menjelaskan konsep kelompok kaligrafi, semua yang ada di sana hanya menyimak termasuk aku sendiri dan sedikit mengangguk.

"biar aku yang melukis kerangka nya dan kalian nanti tinggal memberi warna saja." aku memberi pendapat agar semua nya lebih mudah di kerjakan dan mereka menyetejuinya.

Saat aku benar-benar fokus mengerjakan tugas kaligrafi tiba-tiba aku memiliki perasaan tidak enak kepada mereka semua yang sudah ku bentak saat di sekolah tadi. Aku berusaha melirik mereka yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing tetapi ternyata Ariska mengetahui aku sedang melirik ke arah nya, secepat kilat aku membuang muka dan kembali fokus dengan kegiatan ku ini.

"ingin menyampaikan sesuatu?" Ariska benar-benar menyadari sejak tadi aku melirik ke arahnya juga. Mereka yang sedang sibuk pun menghentikan kegiatannya dan semua mata tertuju kepadaku.

"o..oh tidak ada apapun yang ingin ku sampaikan. Lanjutkan kembali kegiatan kalian." aku tergugup menjawab pertanyaan Ariska dan di tambah lagi semua memperhatikanku.

"begitukah? Baiklah, jika ada sesuatu katakan saja pada kita." Ariska menanggapi dengan pengertian yang sebenarnya dia tahu aku ingin menyampaikan sesuatu tetapi dia tidak ingin memaksa.

"a..aku hanya ingin bertanya ba..bagaimana perasaan kalian tadi saat aku membentak kalian semua hanya karena aku tidak ingin di ganggu?" mulutku dengan sendiri nya terucap kata-kata itu namun aku tetap fokus dengan kegiatanku.

"kita baik-baik saja hanya sedikit terkejut tetapi itu tidak masalah. Heheh
kita juga sangat paham mungkin kamu sedang ada masalah hari ini jadi wajar kamu bersikap seperti itu seperti awal kita mengenal kamu." suryani terkekeh dengan ucapannya sendiri dan memahami keadaanku.

"sejujurnya aku memang sedang mengalami sesuatu kejadian tetapi aku tidak mampu membicarakan nya pada kalian. Aku malah menyakiti hati kalian, tetapi baiklah kalian juga tidak masalah bukan? Ayo kita lanjutkan kegitan kita lagi!"
Aku berkata jujur dengan tampang datar yang membuat mereka tertawa.

"iya kita sangat paham. jangan di paksakan jika tidak mampu di bicarakan, kita juga sudah memaafkan mu jadi janganlah berulah seperti anak kecil tanpa berdosa sedikitpun." sari memang memahami ku tetapi berkataannya seperti memberikan sindrian atau ejekkan, Membuat aku melirik ke arahnya.

"hei si..siapa juga yang ingin meminta maaf, aku hanya ingin berkata jujur saja." aku sedikit memasang wajah cemberut saat mengucapkan kata-kata itu yang bermakna memang kata maaf tetapi yang di sampai berbeda arti oleh ku.

"iya sama-sama. Sudah kita lanjutkan tugas kita lalu kita jalan-jalan sambil beli makan di luar nanti." Mayasari yang mengerti arti ucapanku membuatku tertawa.

T I T I K (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang