22. TERLIHAT

21 4 0
                                    

"sebaiknya kita pulang terutama eceu dan Prastika agar bisa menenangkan pikiran, bagaimana?" usul mama sefa lalu aku, mama menggangguk. (kata eceu dalam bahasa sunda adalah kakak)

  Kami semua pun pulang kerumah masing-masing. Sesampainya di rumah handphoneku berbunyi dengan cepat aku melihat layar handphone ternyata ayah yang menelepon.

"halo mba.. Ayah dapat teror juga di pesan facebook, ada kiriman bukti  hasil screen shoot dari salah satu mahasiswa Universitas Gajah Mada berupa status yang di tulis oleh akun palsu mengatas namakan dirimu maka dari itu membuat mereka marah padamu waktu lalu sampai mengirim pesan melalui instagrammu. Status itu berisi tentang ucapan Bob Sadino lebih memilih jadi pengusaha di banding kuliah yang nantinya akan menjadi sampah tak berguna." ucapan ayah dari balik handphone yang terdengar khawatir.

"apa? ayah serius? Kenapa ayah bisa di teror?"

"ayah berusaha memberi klarifikasi di setiap grup yang telah tersangkut dalam masalah ini tetapi, ayah malah menerima pesan di facebook dengan cacian." penjelesan ayah terdengar jelas di balik handphone.

"yaampun!" aku berhasil menepuk jidatku. "Sebaiknya ayah jangan ikut terjun dalam masalah ini, cukup aku saja. Tolong kirimkan bukti statusnya padaku yah, aku ingin melihatnya."

"oke! Akan ayah kirimkan." sambungan terputus setelah ayah mengatakan itu.

Deerrrtt.. Deerrrtt

  Handphoneku kembali bergetar aku tahu pasti ayah mengirim gambar berupa bukti status melalui whattsapp, segeraku lihat dan membacanya. Setelah membaca aku benar-benar terkejut kenapa orang ini sangkut pautkan usaha dengan kuliah? Kata-katanya sangat menyakitkan pantas semua mahasiswa mengirimi pesan melalui instagram yang berisi cacian, sungguh ini tidak bisa di maafkan bahkan aku sendiri berkeinginan untuk kuliah tetapi belum tercapai. Mama bertanya setelah melihat ekspresiku yang terkejut.

"ada apa mba? Siapa yang menghubungimu tadi?" tanya mama dengan heran.

"a..ayah dapat teror dari ma..hasiswa Universitas Gajah Mada, seperti inilah teror nya." ku jawab dengan gugup sambil memberikan bukti status pada mama.

"oh tidak!" mama pun terkejut sampai menutup mulut. "benar-benar keterlaluan! Mama yakin pelakunya memang Chasana! Setahu mama Bob Sadino tidak pernah memberi wejangan seperti ini! Sampah? Iya benar Chasana lah yang sampah! Mama merasa ingin menghukumnya tanpa ampun!" ucapan mama penuh dengan emosi.

"ma.. Sabar kita belum memiliki bukti pasti kalau dia pelakunya. Aku akan beri tahu Syafira tentang ini."

Aku mengirim pesan melalui whattsapp yang bertuju untuk Syafira.

Syafira gawat! Sekarang ayahku juga di teror oleh mahasiswa Universitas Gajah mada dan mengirimi bukti status yang telah di tulis oleh pelaku akun palsu.
Terkirim

gambar terkirim

1 menit aku mendapatkan balasan dari Syafira.

Apa kamu serius? Kata-katanya sangat tidak pantas sekali. Lalu bagaimana dengan ayahmu?

Aku pun dengan cepat membalas pesan.

Aku serius. Ayahku baik-baik saja tetapi aku takut ada yang berbuat macam-macam di luar sana saat melihat ayahku.
Terkirim

Dalam 15 detik aku 2 pesan dari Syafira.

Sebaiknya kamu tetap tenang, katakan pada ayahmu untuk tidak menggunakan akun facebooknya terlebih dahulu atau di sembunyikan saja akunnya agar aman, begitu pula dengan akun instagrammu yang selalu dapat pesan mengerikan lebih baik jangan di gunakan untuk sementara waktu sampai masalah ini selesai.

T I T I K (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang