23. KECURIGAAN

32 3 0
                                    

Aku tetap diam

"halo"























"tidak bisakah mba berhenti membicarakan bisnis dalam keadaanku seperti sekarang? Adakah mba di saat aku seperti ini? Hanya fokus menjalankan bisnis saja?" jawabku dengan sedikit emosi.

"apa maksudmu? Aku memang menghandle bisnis ini di saat kamu dalam kondisi seperti ini agar kita dapat penghasilan, kalau keduanya hanya berdiam diri lalu kita akan dapat penghasilan darimana? Kasihan om dan tante ita yang membutuhkan uang dari kita."

Tuuuttt.. Tuuuttt

Panggilan terputus karena sengaja aku matikan, ku lempar handphone di atas kasur. Aku merasa benci dengan semua ucapannya bahkan ia hanya mementingkan diri sendiri tanpa sedikitpun merasakan apa yang aku rasa. Tanggung jawab memang sudah pasti tetapi tidak bisakah mengerti masalahku ini tidak spele. Mama masuk ke dalam kamar mungkin mendengar percakapanku dengan Chasana.

"siapa yang menghubungimu tadi?" tanya mama yang melihatku emosi.

"mba Chasana menghubungiku untuk memintaku kembali menjalankan bisnis tetapi aku masih takut keluar rumah ma." ocehanku tiada henti.

"jujur mama mulai membenci Chasana walaupun belum ada bukti tetapi, kamu harus mulai bangkit karena sejak awal kamu bisnis berdua, tidak baik juga kamu menghilang tiba-tiba atau hanya salah satu dari kalian saja yang menjalankannya." ucapan mama yang berupa nasihat dan aku hanya terdiam.

"kamu boleh tetap berbisnis tetapi harus hati-hati dengannya, intinya kamu jangan percaya 100% dengan siapapun bahkan orang terdekatlah yang ingin menjatuhkan kita ke jurang yang sangat dalam sekali pun agar kita hancur, ialah yang mengibarkan bendera kemenangan. Kalau kamu hilang begitu saja berarti kamu menyerah dan kamulah pelaku sesungguhnya, lebih baik kamu muncul lagi seperti biasa tetapi ingat kamu harus terus memakai masker. Kalau ada yang macam-macam kamu teriak saja." mama terus memberi nasihat yang membuatku menghembuskan nafas lalu menggangguk pasrah.

*Deerrtt.. Deerrtt

"siapa yang mengirim pesan Pras?" tanya mama sambil mengarah ke handphoneku.

Aku melihat layar handphone yang tertera pesan whatsapp dari mba Chasana lalu aku perlihatkan pada mama.

"coba baca pesannya!"

"Pras kalau kamu sudah bisa beraktivitas seperti biasa tolong besok datang kerumahku, kita akan keliling mengantarkan stok cemilan. Terima kasih." aku membacakan isi pesan dari mba Chasana dengan mengeluarkan suara agar mama mendengar.

"apa yang harus aku balas ma?"

"balas saja kamu akan datang besok, ingat! Hati-hati jangan bicarakan apapun termasuk saat kita sudah melapor ke polisi. Kita harus tetap perhatikan gerak geriknya."

"siap ma."

~~~~~

Hari ini aku mulai beraktivitas dalam bisnis bersama mba Chasana tetapi, aku lebih banyak diam tidak seperti biasanya. Sampai mengantar pesanan di tempat terakhir yaitu Revotown Mal, aku hanya diam dan sesekali tersenyum saat di ajak bicara mba Chasana, di dalam Mall pun aku menggunakan masker untuk berjaga-jaga karena sekarang pun weekend sudah pasti banyak pengunjung.

"yeay.. Ini tempat terakhir kita menaruh stok cemilan. Di luar sangat panas sekali." ucap mba Chasana dengan riang sambil mengelap keringat di dahinya.

"kamu bagaimana sudah lebih baik? Maaf aku kemarin sangat sibuk urusan bisnis kita ini sampai tidak memperhatikanmu."

Aku hanya tersenyum kikuk padanya sambil menggangguk pelan.

T I T I K (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang