13. BERJUANG 1

51 7 0
                                    

Mungkin waktulah yang belum memahami perjuangan tetapi tidak pernah ada kata sia-sia melainkan keberanianlah yang muncul untuk selalu membuat mimpi itu nyata.
- PrastikaSF -

~~~~~

"oh tidak"


















ternyata setelah aku lihat saru persatu tetapi tidak tercantum namaku, membuatku seperti ada yang menancapkan dengan pisau di bagian hatiku yang terasa sakit sekali, aku kecewa dan mataku berkaca-kaca.

"ada apa denganmu mba? Apa hasilnya sudah terlihat?" Latifah yang muncul dari kamar bertanya setelah melihat ekspresiku.

"namaku tidak tercantum, itu artinya aku gagal" jawabku dengan rasa tidak bersemangat.

"apa? Gagal? Coba mama ingin lihat" mama terkejut saat mengetahui hasilku tetapi setelah melihat ekspresiku mama seperti menahan emosi nya dan mengelus pucuk kepala ku dengan lembut dan berkata " tidak apa-apa mba, kamu baru memulai menaiki tangga mungkin kamu terlalu bersemangat dan tidak hati-hati yang membuat kamu terjatuh saat ini"

"i..iya mama, te..terima kasih sudah me..mahamiku" aku menjawab dengan isak tangis, Lalu aku pergi ke kamarku.

"JANGAN MENANGIS MBA! KAMU MASIH BISA MENGIKUTI UJIAN JALUR MANDIRI!" mama memberitahuku sambil berteriak tetapi aku tidak merespon.

sebenarnya nasi sudah menjadi bubur dengan menangis tidak membuat mengembalikan segalanya tetapi dengan menangis aku sedikit bisa menghilangkan rasa sakit yang tertancap di hatiku. Di saat aku sudah berlatih dan mempelajari semua nya, setelah berdebat untuk mengikuti tes ini lalu berniat ingin membuktikan kepada ayah bahwa aku bisa, menunggu hasil cukup lama tetapi nyatanya mengecewakan.

~~~~~

"waktu lalu mama mengatakan ingin mendaftarkanmu untuk ujian jalur mandiri bukan?" mama bertanya kepadaku dengan wajah sedih. Kemudian aku hanya mengangguk sebagai jawaban.


"maafkan orang tua mu ini seperti nya kamu tidak bisa melanjutkan kuliahmu di tahun ini karena keuangan kita sedang kritis, apalagi kamu sekarang memiliki 2 adik yang harus di biayai sekolahnya, jika kamu tetap ingin kuliah mama hanya bisa mendaftarkan, selebihnya kamu bisa sambil bekerja paruh waktu agar kamu tidak terlalu lelah." ucap mama sambil menahan air mata.

Aku menarik nafas lalu menghembuskan nafas tersebut perlahan "mama tidak apa-apa, jika aku menunda kuliah. Aku akan berusaha fokus mencari kerja saja dan membantu perekonomian keluarga itulah yang terpenting." aku berusaha untuk tersenyum di hadapan mama.

FLASHBACK OFF

Dari kegagalan tes universitas sebulan yang dan ucapan mama yang tidak sanggup untuk melanjutkan aku ke universitas membuatku mulai saat ini akan mencari pekerjaan dan melupakan impian utamaku sebagai fashion designer. Aku harus bisa membangkitkan keuangan keluarga dan aku bisa menabung sedikit demi sedikit untuk kuliah, semoga hari ini aku dapat pekerjaan.
Aku mulai melamar ke beberapa perusahaan besar dan mencari ke toko-toko, mall, resto mungkin juga ada pekerjaan disana kenyataannya tidak. Aku berusaha terus menerus sampai aku di usulkan oleh temanku untuk mengirim email atau kirim lamaran via pos agar tidak terlalu lelah, aku pun menyetujuinya untuk melakukan itu lalu mencari di internet lowongan bertahun ini, jika sekira nya tanggal lowongan masih berlaku itu artinya ada lowongan. Setelah pengiriman email dan pos aku belum juga mendapatkan panggilan kerja, aku bingung apakah ada yang salah dengan lamaranku? Apakah salah urutan dalam menulis atau bagaimana? Ya Tuhan aku berharap 1 panggilan kerja pun tak masalah asal itu benar-benar menjadi rezeki halalku.
Kurun waktu 3 bulan kemudian aku mendapat bertubi-tubi panggilan kerja di berbagai lokasi yang membuatku bingung harus kesana dengan mengendarai apa? Tetapi aku dengan berbagai ide selalu muncul agar aku tetap berangkat memenuhi panggilan kerja. Banyak panggilan yang aku terima di perusahan sedang sampai yang besar kurang lebih ada 10 perusahaan tetapi itu bukan jadi rezekiku saat ini karena aku selalu gagal di tes mata atau yang biasa di lakukan dengan membaca huruf dari jarak kejauhan ternyata aku tidak bisa melihat tulisan itu dengan jelas, salah saat interview karena aku orang yang mudah gugup atau bisa juga karena aku baru lulus jadi belum paham menjawab pertanyaan saat interview. Aku menghembuskan nafasku berat sekali dan memijat kepalaku yang sedikit pusing terlalu banyak yang aku pikirkan, sampai akhirnya ayah meminta tolong pada saudaraku mba berlin untuk mencarikan aku kerja.

T I T I K (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang