25. DEPRESI

27 2 0
                                    

"JA..JANGAAAAANN!!!!"



























aku terbangun dengan cepat. "huuufft huuufft huuufftt" mengatur nafasku dengan di penuhi keringat.

"hiks hiks teror itu benar-benar selalu menghantuiku." aku menyandarkan kepala ke dinding kamar sambil menangis.

"sudah 5 hari a..ku lebih sering mengkonsumsi obat berdosis tinggi a..agar huuufftt cepat terlelap dan melupakan masalah tetapi teror itu juga masuk ke dalam mimpiku untuk menakutiku." ucapku sambil menghembuskan nafas yang terasa berat.

Aku mengambil handphoneku yang ada di meja belajar untuk menghubungi temanku Anggaraini melalui pesan Whatsapp.

"ra, maaf mengganggu. Aku ingin bertanya."
Terkirim

28 menit kemudian aku mendapat balasan.

"iya Pras? Ada apa?"

10 menit
Aku membalas lagi.

"ra kalau minum banyak obat, baik tidak?"
Terkirim

Aku mendapat 2 pesan dari anggaraini.

"sudah pasti tidak baik untuk kesehatan apalagi kalau obat berdosis tinggi nanti akan sering seperti orang melayang."

"ada apa? Jangan bilang kamu meminum obat berlebihan?"

Sekitar 30 menit aku membalas pesannya lagi.

"heheh"
Terkirim

Secepat kilat Anggaraini membalas pesanku.

"kenapa hanya tertawa? Apa benar? Kenapa kamu melakukan itu? Ada masalah apa sampai membuatmu seperti itu? Ceritakan saja padaku."

Dengan ragu aku membalas pesan dari Anggraini.

"sesungguhnya aku lelah dengan semuanya, ra."
Terkirim

"mungkin kamu tidak tahu masa laluku seperti apa tetapi tidak ada bedanya masa kini dengan masa lalu. semua sama! Ingin menghancurkan aku!"
Terkirim

Anggraini pun membalas dengan kebingungan.

"apa maksud dari pesanmu? Apa yang membuatmu depresi?"

1 menit aku membalas pesannya.

"iya, aku sedang depresi berat saat ini. Sudah beberapa bulan ini aku di teror banyak orang dari setiap komunitas seperti Universitas, krl, driver ojek online."
Terkirim

"semua sosial mediaku mereka serang dengan komentar tidak pantas untuk di baca, bahkan mereka sampai menerorku melalui nomer whatsapp pribadiku. Entah darimana mereka mendapatkan itu."
Terkirim

"parahnya lagi mereka memberi komentar tidak baik untuk kedua orang tuaku yang membuatku makin tertekan karena aku saja tidak tahu menahu masalah ini apalagi dengan mereka? Aku bingung harus bagaimana lagi? Cuma obat-obatan yang mampu menenangkanku. Bahkan Tuhan hanya diam saja melihatku seperti ini."
Terkirim

5 menit kemudian Anggraini membalas.

"masalah teror itu? Aku melihatnya beberapa waktu lalu kamu memposting bahwa itu bukan akunmu bukan? Apa ada yang tidak suka padamu sampai seperti itu? Walaupun begitu seharusnya jangan membuatmu sampai depresi seperti ini."

"kamu juga tidak boleh menyalahkan Tuhan dalam hal ini, percayalah semua ada hikmah dan pelelajarannya tersendiri yang membuatmu menjadi wanita lebih tegar."

T I T I K (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang