"Oh, masih lamakah?" Tanya Lisa. Ia merasa lelah karena sudah berjam-jam duduk diatas kuda. Sesekali ia kehilangan keseimbangan dengan mengendalikan kudanya hingga membuatnya kesal.
Jungkook menunjuk kedua pohon cedar yang menjulang tinggi jauh di depannya. "Kita akan menemukan bunga Vyzlorn disana. Tidak akan lama. Kediaman Jimin hyung juga melewati hutan itu. Beruntung itu hanya hutan kecil."
Lisa mengangguk-anggukan kepalanya senang. Perjuangannya berjam-jam telah membuahkan hasil. Ia cukup puas dengan itu.
Mereka kembali menjalankan kuda mereka. Hingga hari sudah agak sore. "Kurasa bunga Vyzlorn ada di dalam. Mau dirikan tenda atau terus cari?" Tanya Jungkook.
Lisa menatap keatas, langit sudah mulai gelap dan mereka masih di depan hutan. Ia menatap ke belakang kuda Jungkook yang membawa perlengkapan tenda.
"Boleh. Kita turun disini?" Tanya Lisa pada Jungkook.
Pria itu mengangguk lalu turun dari kudanya dan menghampiri Lisa. Ia membantu Lisa turun dari kudanya.
"Ayo." Lisa berjalan ke kuda Jungkook lalu hendak menurunkan peralatan di kuda Jungkook hingga pria itu menahan tangannya.
"Mau apa? Biar aku saja." Kata Jungkook.
"Mau bantu." Lisa tidak mempedulikan perkataan Jungkook lalu menurunkan perlengkapan tenda. "Dulu, saat ada acara kemah di sekolah, aku tidak pernah ikut karena panti asuhan tidak pernah memberikan uang untuk itu. Mereka hanya menyekolahkan. Jadi, aku belum pernah merasakan hal seperti ini." Ujar Lisa.
Jungkook mengangkat perlengkapan tenda yang berat itu lalu tersenyum hangat ke Lisa, "Kalau begitu, ayo."
•
Plak!
"Kau sungguh...!" Suho menampar pipi Seulgi hingga gadis itu terjungkal.
Seulgi memegang pipinya yang ditampar oleh Suho. Ia menahan tangisnya. "Mianhae, Suho-ssi, saya memang layak untuk mati." Wajah Seulgi memucat. Memang sudah seharusnya ia mengatakan hal itu walau dari lubuk hatinya ia masih ingin hidup.
Suho mendecih, "Kau tidak bersungguh-sungguh dengan perkataanmu. Akan lebih baik kau dihukum dan merasakan penderitaan daripada langsung mati."
Seketika, Seulgi merasa dirinya melemah. Beberapa pengawal ilusi Suho dengan pakaian serba hitam membawa keluar Seulgi walaupun gadis itu meronta. "Tidak! Suho-ssi! Kumohon ampuni saya!" Teriak gadis itu.
"Kau tidak lebih dari barang yang tidak berguna. Mengerjakan hal seperti itu saja tidak becus." Suho mengambil gelas yang ada di sampingnya. Ia meneguk air hitam yang ada di gelas itu.
"Hyung!"
Suho membalikkan badannya. Ia mendapati adiknya, Sehun berlari kecil kearahnya. "Adikku...,"
Sehun segera berdiri di hadapan Suho. "Hyung, aku tidak dapat melihat hadiah pemberianmu. Seulgi noona sialan itu langsung membuka portal dan belum sempat ak-,"
"Sehun-ya, hyung sudah menghukumnya. Kau akan segera mendapatkan hadiahmu itu, eoh? Sekarang, dimana Chen?" Tanya Suho.
Sehun mengangkat bahunya, "Chen hyung? Kurasa di ruangannya. Kenapa?"
Suho tidak menjawab. Badannya serasa berat. Ia berjalan menjauh dari Sehun yang masih menatapnya penasaran.
"Hyung, kau masih mencari Chanyeol hyung, kah?" Tanya Sehun. Wajahnya berubah sendu. Mengingat kakaknya yang sangat baik itu. Bahkan, amat sangat baik hingga memilih untuk pergi daripada berkomplot dengan Suho yang mendirikan Witch Malum dengan kokoh. Sampai saat ini, tidak ada yang menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Underworld Story [Lizkook]✔
Fantasy"Hanya ada satu orang yang bisa menyelamatkan kita dari kegelapan Underworld yang terus menerus mendatangi kita...," "Dia?! Tapi ia hanyalah penyihir hina!" "Cerita tidak membutuhkan pertentangan seperti itu. Yang terpenting adalah, bagaimana akhi...