Suho menatap Lisa dengan kekesalan yang memuncak. Ia menatap Tzuyu yang tengah terkejut karena tidak percaya Lisa bisa hidup setelah terkena asap beracun yang didominasinya.
Asap Suho mengelilingi leher Tzuyu. "Tidak berguna! Bagaimana kau melakukan pekerjaanmu, eoh?! Matilah kau!"
"S-suho-ssi! S-aya, min-ta maaf! To...long, lep...,"
Tidak lama kemudian, Tzuyu tergeletak tidak berdaya di tanah. Suho menggeram lalu menginjak tubuh gadis itu tanpa berperasaan.
"Lihatlah caramu membunuh. Sungguh kejam. Dia sudah bekerja untukmu dan apa yang kau lakukan untuk membalasnya? Kurasa tidak ada." Kata Lisa. Gadis itu benar-benar heran dengan perlakuan Suho yang menurutnya terlalu kasar.
Suho menatap ke sekeliling. Ia lantas menghentikan pandangannya ke Namjoon. "Kau terlalu banyak bicara. Ah..., bagaimana jika kita mulai dengan kakakmu? Aku akan membuatnya bernasib sama seperti gadis tidak berguna ini."
"Aku musuhmu!"
Lisa hendak menyerang Suho. Tapi, ia kalah cepat. Suho sudah duluan menusuk Namjoon. Mata Lisa membesar. Semuanya seakan terhenti begitu saja.
Ia berlari menuju Suho dan menusuknya dengan pedang es di tangannya. Dengan segala kebencian dan dendam, ia menusuk perut Suho dalam-dalam.
"Lisa...,"
Gadis yang dipanggil itu berbalik dan membiarkan pedangnya tetap menusuk Suho. Berjalan sangat susah rasanya. Kakinya seakan mati rasa. Pikirannya sudah tidak dapat fokus. Tangannya terus bergetar.
Play music in multimedia
"Oppa...,"
Gadis itu menatap kakaknya yang duduk di tanah sembari menahan sakit. Ia menyentuh luka Namjoon yang mengeluarkan banyak darah itu. Matanya memanas. Air mata keluar dari kedua maniknya. "O-oppa..., i-ni, cepat! Siapapun! Panggilkan Jisoo eonnie! Oppa terluka! Ce-,"
"Lisa..., oppa baik-baik saja seperti ini. Memang seharusnya oppa mati sejak lama. Oppa tidak akan bisa bertahan walaupun Jisoo menyembuhkan oppa." Ujar Namjoon.
"Tidak! Oppa pasti bisa bertahan! Kalian tunggu apa?! Cepat panggilkan Jisoo eonnie, sialan! Cepatlah!"
"Hei, hei. Lihat kesini." Namjoon menangkup pipi Lisa. Ia menghapus air mata yang membasahi wajah Lisa lalu menatap dalam ke mata adiknya yang kini sama dengan warna matanya. "Oppa baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir. Jadilah anak yang baik, eoh? Kalahkan Suho dan jadilah Lady Underworld. Tetaplah hidup. Jangan menyusul oppa. Kau berhak untuk tetap hidup disini."
"Andwae, oppa...,"
"Hei, uhuk! Dengarkan. Lis...," Suara Namjoon mulai melemah seiring datangnya Jisoo bersama Seokjin dan Bambam disana. "Oppa..., menyayangimu."
"Jisoo eonnie! Sembuhkan Namjoon oppa! Kumohon!" Pekik Lisa saat Jisoo berada di sampingnya.
Namjoon kembali menangkup pipi Lisa dan menghadapkan wajah gadis itu kearahnya. "Lisa. Apapun hasilnya nanti, ingat, kau yang menentukan! Uhuk! Kau anak yang baik. Kau tentu apa yang terbaik untuk Underworld, oppa tahu itu."
"Oppa, andwae, jebal...,"
"Lisa..., oppa menyayangimu. Sangat menyayangimu."
"Arra..., bertahanlah, eoh? Oppa..., jangan tinggalkan Lisa sendiri lagi, eoh?"
Namjoon menggeleng. Ia mengusap surai Lisa dengan penuh kasih, "Kau tidak sendiri. Lihatlah ke sekelilingmu. Ada banyak orang yang akan selalu berdiri disisimu. Mereka juga menyayangimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Underworld Story [Lizkook]✔
Fantasy"Hanya ada satu orang yang bisa menyelamatkan kita dari kegelapan Underworld yang terus menerus mendatangi kita...," "Dia?! Tapi ia hanyalah penyihir hina!" "Cerita tidak membutuhkan pertentangan seperti itu. Yang terpenting adalah, bagaimana akhi...